Gerrard-Torres, Romantika Duet yang Layak Dapat Kesempatan Kedua
Pada musim 2010-2011, manajer anyar The Reds, Roy Hodgson, menanggapi rumor-rumor yang menyebut Fernando Torres akan dijual. Ia memastikan pemainnya itu akan tetap tinggal meski di tengah situasi klub yang cukup memprihatinkan.
Akan tetapi, prahara besar akhirnya pecah pada bursa transfer pemain Januari 2011 ketika nama Torres masuk daftar bidikan rival sengit Liverpool di Liga Inggris, Chelsea. Hal ini pun membuat suporter The Reds panas dingin lantaran terancam ditinggal sang idola.
Mereka pun dibuat bernapas lega hanya untuk dicekik lagi kemudian. Bagaimana tidak? Usai muncul kabar klub menolak tawaran The Blues, tiga hari kemudian Torres menyegel kepindahannya ke Stamford Bridge dan membuat orang-orang syok.
Steven Gerrard adalah salah satu dari mereka. Bahkan setelah tahun demi tahun berlalu, rasa patah hati sang kapten belum terobati. Luka memang bisa sembuh, tapi bekasnya akan selalu ada. Mungkin itulah yang dirasakan Stevie G.
“Kopites memperlakukan Fernando Torres seperti kesayangan mereka sendiri setelah ia datang dari Atletico Madrid. Dia mencetak 35 gol pada musim debutnya, dan sudah jadi tradisi di Anfield untuk jatuh cinta pada seorang bintang,” kata Gerrard dalam bukunya, My Story.
Petaka datang ketika Liverpool mengalami musim buruk dan tak bermain di Liga Champions.
Gerrard tak kuasa menahan kesedihan dan amarah lantaran Torres, partner terbaiknya, malah pergi meninggalkannya ketika tim tak bermain di Eropa. Ia mengaku sudah melakukan yang terbaik untuk membujuk El Nino namun tak berhasil.
“Liverpool tak mau berurusan dengan Chelsea, mereka juga sama putus asanya seperti saya. Akan tetapi, Fernando yang memaksa ingin pergi dan ia meminta bantuan saya,” kenang Gerrard.
“Saya lalu berkata, ‘Dengar, aku tak bisa membantumu keluar karena itu bukan kewenanganku dan aku pun tak mau. Aku ingin kau tinggal. Aku tak mau membantu karena aku tak mau kau pergi,” tambahnya.
Namun Torres tetap kekeh pada pendiriannya. Bahkan, Gerrard menyaksikan dengan mata kepala sendiri agen rekannya itu terlihat begitu sibuk berkeliaran di area klub, yang mana menguatkan asumsi El Nino memang sudah tak betah di Liverpool.
“Fernando keluar masuk kantor manajer, berusaha mendorong proses transfernya. Saya bisa melihat dia begitu frustrasi, tapi setelah mendengar kata-katanya saat itu saya, saya tahu bahwa kami memang sudah kehilangan dirinya,” ucap Gerrard getir.
Sangat disayangkan tentu melihat duet yang begitu solid dan sedikit dibumbui romantika ini harus kandas begitu saja. Jika waktu bisa diputar kembali, tentu para suporter Liverpool berharap Gerrard dan Torres bisa bermain bersama lagi.