Mengukur Level Kejengkelan Samuel Eto'o Terhadap Pep Guardiola

Sebagai pemain yang dibuang Pep Guardiola setelah musim trebel, Samuel Eto’o termasuk beruntung lantaran berkat kejadian kurang menyenangkan tersebut, ia malah meraih kejayaan bersama klub Serie A Liga Italia, Inter Milan.
Namun sebuah pengakuan mengejutkan sempat terlontar dari presiden Barcelona saat itu, Juan Laporta, yang menyebut pihaknya ingin mempertahan Eto’o. Namun di sisi lain, Pep Guardiola ternyata sudah ngebet ingin mendatangkan Zlatan Ibrahimovic.
“Kami berusaha menemukan cara supaya dia bisa tetap bertahan, saya sudah meneleponnya berkali-kali tapi tak ada jawaban. Situasi ini membuat saya sedih, kami menawarinya kontrak dua tahun dan kami menunggu jawabannya,” ucap Laporta.
Selama menjalani musim 2008-2009, Eto’o dan Guardiola memang tidak banyak bicara. Bahkan, ada satu momen Guardiola merasa gengsi ketika pemainnya tersebut tampil apik di lapangan.
Momen itu terjadi ketika Barcelona menghadapi Chivas. Eto’o yang hanya diberi waktu main terbatas menciptakan tiga gol dan menurut pengakuannya, Guardiola saat itu seperti melihat hantu karena tak berani menghadapi pemainnya tersebut secara face to face.
Lalu dalam sebuah kesempatan lain, Guardiola sempat memuji dan berterima kasih kepada Eto’o atas kontribusinya yang besar untuk tim sekaligus menjadi top skor klub. Berkat ucapan tersebut, hati Eto’o pun mulai melunak.
Akan tetapi, kedamaian yang menyelimuti Eto’o itu tak berlangsung lama lantaran ternyata ia dibuang ke Inter Milan. Rasa dongkol inilah yang terus diingat pemain asal Kamerun tersebut bahkan hingga saat ini.
Meski dongkol, untung saja kekesalan Eto’o pada waktu itu tidak berlarut-larut. Ia langsung mengalihkan fokusnya ke Inter Milan dan berharap bisa mengulang kesuksesan serupa, atau kalau bisa, lebih dari yang ia dapatkan di Barcelona.
Benar saja, ia pun tampil gemilang bersama Nerazurri dan kembali meraih trebel, kali ini di tanah Italia. Bersama Inter Milan musim 2009-2010, ia memenangkan Serie A, Coppa Italia, dan Liga Champions.
Samuel Eto’o pun menjadi pemain yang sukses menggondol trebel Eropa dalam dua musim berturut-turut, prestasi yang tentunya tak dimiliki setiap pesepak bola. Jadi apakah klaim yang selama ini menyebut Guardiola menghancurkan kariernya layak dibenarkan?
Mungkin Eto’o memang layak kesal, tapi melihat apa yang telah diperolehnya, ada sebuah blessing in disguise yang sampai padanya lewat seorang Pep Guardiola.