FOOTBALL265.COM - Belum pernah memiliki pengalaman melatih, Andrea Pirlo resmi ditunjuk sebagai pelatih anyar klub raksasa Serie A, Juventus. Apakah ini bentuk perjudian atau ada keyakinan khusus yang dimiliki manajemen La Vecchia Signora?
Perjalanan Juventus di tahun 2020 benar-benar di luar ekspektasi. Setelah hampir kehilangan gelar juara Serie A Italia dan tumbang di tangan Napoli pada final Coppa Italia, Bianconeri harus tersingkir memalukan di babak 16 besar oleh Lyon.
Tak berhenti di situ, dalam waktu 24 jam setelah kekalahan atas Lyon, mereka memecat pelatih Maurizio Sarri yang telah mereka kontrak sampai 2022.
Pada malam harinya, ketika spekulasi nama-nama pelatih berembus mulai dari Muaricio Pochettino, Massimiliano Allegri, sampai Zinedine Zidane, presiden Juventus, Andre Agnelli, secara mengejutkan menunjuk Andrea Pirlo sebagai pengganti Sarri.
Andrea Pirlo menandatangani kontrak dua tahun di Allianz Stadium. Padahal, ia baru seminggu ditunjuk menangani tim U-23.
Bisa dibilang, ini merupakan perjudian terbesar Juventus dalam dua dekade terakhir. Juventus bukanlah tim yang suka berjudi dalam menunjuk pelatih tak berpengalaman seperti Pirlo.
Mendatangkan Maurizzio Sarri pada musim lalu merupakan langkah maju di mana Juventus ingin melanjutkan tongkat estafet kesuksesan Serie A Italia. Sarri dinilai sebagai pelatih yang memiliki gaya main modern yang indah.
Sayang, di awal musim Sarri tak dimodali pemain yang cocok dengan sistem yang ia mau sehingga Juventus tampil tak sekuat musim lalu. Akhirnya, nama Mauricio Pochettino dinilai paling masuk akal untuk mengisi posisi jabatan Juventus tak lama setelah Sarri dipecat.
Selain muda dan tengah menganggur, Pochettino juga memiliki gaya bermain yang bagus seperti saat di Southampton dan Tottenham. Memegang tim seperti Juventus tentu sebuah keuntungan.
Akan tetapi, Juventus lebih memercayakan mantan pemainnya, Andrea Pirlo, yang sama sekali belum pernah memegang tim.
Penunjukkan Pirlo mengejutkan banyak pihak, termasuk sang legenda klub, Alessandro Del Piero. Del Piero sama sekali tak mengira mantan rekannya di Timnas Italia itu diangkat menjadi pelatih Juventus.
"Sejujurnya, saya tidak akan menyangka ia yang dipilih. Ini juga mengejutkan saya, "kata Del Piero sambil tertawa di Sky Sport Italia seperti dikutip dari Football Italia.
"Saya sudah senang dia mengambil peran U-23 dan berpikir itu adalah langkah yang tepat untuknya, tapi dia melewatkannya (langsung ke tim utama), jadi saya hanya bisa mendoakannya," ujarnya.
Menurut Del Piero, ada pergeseran tren di sepak bola Italia di mana pada masa lalu para pelatih harus memulai pengalaman menangani tim dari bawah atau pun tim junior. Namun, lihat yang terjadi saat ini di mana mantan pemain langsung memegang tim besar.
Perjudian Juventus
Fabio Paratici, selaku direktur olahraga Juventus memberikan pembelaannya. Menurutnya, keputusan memilih Pirlo sangat natural karena Pirlo adalah orang yang sudah menyatu bersama Juventus.
“Keputusan untuk Pirlo sangat alami, dengan gaya Juventus, karena dia adalah seseorang yang seperti yang kami katakan lebih dari seminggu yang lalu bermain dengan kami, selalu berhubungan dengan semua orang di sini dan itu terasa alami,” jelas Paratici dikutip dari Football Italia.
Paratici juga menilai Pirlo sebagai sosok yang tak hanya ditakdirkan sebagai pemain hebat, tetapi juga pelatih hebat. "Kami juga percaya dia ditakdirkan untuk menjadi hebat. Dia dulu pemain hebat dan kami pikir dengan percaya diri dia bisa melakukan hal yang sama sebagai pelatih,"
Tak ada yang meragukan kejeniusan seorang Pirlo saat masih bermain di lapangan hijau. Bersama AC Milan, Juventus, dan Timnas Italia, ia adalah sosok gelandang jangkar terbaik dunia.
Kehebatannya dalam membaca pertandingan, mengatur tempo, memberikan assist, serta mengatur serangan benar-benar hampir tanpa tanding. Juventus percaya, pendekatan yang sama juga akan diwujudkan Pirlo di dunia kepelatihan.
"Andre melakukan pendekatan pemikiran yang sama saat melatih seperti ketika ia bermain. Itu merupakan sepak bola yang berkualitas dan penuh kerja keras,"
Menurut Paratici, dalam presentasinya, Andrea Pirlo menjelaskan mengenai gaya bermain sepak bola yang disukai dan diyakini oleh Juventus.
Tak ada yang salah memang dengan hal tersebut. Josep Pep Guardiola juga pernah sukses besar kala melatih Barcelona. Padahal Blaugrana adalah klub pertamanya melatih. Tentu saja ia juga dimodali dengan pemain-pemain hebat.
Khusus Zinedine Zidane, ia harus memulai dari menangani tim junior Madrid, menjadi asisten Carlo Ancelotti, hingga akhirnya ditunjuk menjadi pelatih tersukses Real Madrid.
Namun, di Italia memang tengah terjadi pergeseran tren kepelatihan. Jika dahulu pelatih memulai karier dari bawah atau menjadi asisten, namun kini banyak mantan pemain yang bisa memegang tim besar di tahun pertama atau keduanya setelah pensiun.
Sebut saja Simone Inzaghi, Filippo Inzaghi, Gennaro Gattuso, Vincenzo Montella, Roberto Mancini, dan lainnya. Tentu tak semuanya meraih kesuksesan saat ini.
Apakah Pirlo bisa meniru para pelatih yang suskes sebagai pemain dan pelatih seperti Zidane dan Guardiola dalam debutnya, atau mengalami kesulitan seperti Filippo Inzaghi ketika ditunjuk menangani tim Serie A lainnya, AC Milan, beberapa waktu silam.