3 Alasan Florian Thauvin Tepat Guna untuk AC Milan Musim Depan
Chiesa sendiri terhitung telah cukup lama menjajal level teratas. Sejak debutnya pada 2016, pemain berusia 22 tahun ini telah tampil sebanyak 150 kali bagi Fiorentina dengan catatan 33 gol dan 24 assist.
Catatan tersebut tak buruk mengingat usianya yang masih muda. Namun, jika AC Milan ingin memiliki pemain dengan rasio gol dan assist yang apik, Thauvin adalah jawabannya.
Musim 2019/20 memang menjadi musim milik Chiesa. 10 gol dan sembilan assist mampu dibuatnya. Sedangkan Thauvin hanya tampil dua kali saja akibat cedera engkel yang dideritanya dari September hingga Maret 2020.
Namun bila berkaca pada musim-musim sebelumnya, Thauvin menjadi salah satu winger kanan mematikan di Eropa. Pada musim 2016/17, ia mampu mengemas 15 gol dan 13 assist. Lalu setahun kemudian, ia mampu menorehkan 26 gol dan 17 assist dan berlanjut di musim 2018/19 dengan mencetak 18 gol dan sembilan assist.
Dengan catatan tersebut, Thauvin membuktikan konsistensinya di lima liga top Eropa selama tiga musim berturut-turut. Hal yang belum terlihat dari Chiesa dalam empat tahun kariernya di level profesional.
3. Harga yang Murah
Dengan sepak terjang di musim 2019/20, harga Chiesa lantas meroket. Mahar 43 juta euro (Rp756 miliar) menjadi harga yang harus ditebus untuk mendapat jasanya. Tentu harga tersebut terbilang mahal bagi AC Milan.
Dengan keinginan untuk merombak lini depan, tentu AC Milan bisa mengalihkan perhatian ke Thauvin. Apalagi pemain berusia 27 tahun ini hanya memiliki satu tahun kontrak tersisa bersama Marseille. Dengan kondisinya yang baru pulih dari cedera dan kontraknya yang akan habis, harga 20 juta euro (Rp352 miliar) menjadi harga sepadan untuknya.
Harga tersebut hampir sama dengan harga yang dimiliki Serge Aurier yang merupakan bek kanan incaran AC Milan. Tentu dengan fakta ini, Rossoneri seharusnya bisa mengalihkan perhatian kepada Thauvin.
Bayangkan saja 20 juta euro ternyata bisa mendapatkan pemain dengan torehan 53 gol dan 27 assist dalam 104 penampilan selama tiga musim di Ligue 1 Prancis.