Bobroknya Man United, 5 Pemain Buangannya Jadi Kunci Timnya ke Final Eropa
Romelu Lukaku
Lukaku menjadi harapan Manchester United saat didatangkan dari Everton pada bursa transfer pemain musim panas 2017 dengan harga 75 juta poundsterling (sekitar Rp1,44 triliun).
Seolah mengerti label mahal yang melekat padanya, Lukaku pun berusaha membuktikan diri, termasuk salah satunya memecahkan rekor Sir Bobby Charlton di level klub dengan mencetak 10 gol dalam 9 pertandingan awal.
Musim pertamanya bersama The Red Devils pun tak buruk-buruk amat namun sayangnya performanya semakin menurun seiring berjalannya waktu. Hingga akhirnya, Inter Milan-lah yang jadi penyelamat dirinya tahun lalu.
Romelu Lukaku menunjukkan kepada orang banyak bahwa dia adalah tipe pemain yang mudah beradaptasi dengan klub barunya. Hingga saat ini, tercatat ia sudah mencetak 33 gol dan 6 assist bagi Nerazzurri.
Lukaku pun menjadi kunci kesuksesan timnya berlaga di semifinal Liga Europa musim ini ketika melawan Shakhtar Donetsk beberapa waktu lalu. Dua golnya membantu Inter Milan melangkah ke final.
Alexis Sanchez
Seperti Romelu Lukaku, Alexis Sanchez juga merapat ke Inter Milan setelah gagal memanfaatkan waktunya di Manchester United. Berawal dari kesepakatan pinjaman, pemain sepak bola asal Chile tersebut akhirnya dipermanenkan tahun ini.
Sempat menjadi bagian kebobrokan Manchester United, Alexis Sanchez ternyata tak menyesal. Hanya saja, mantan pemain The Gunners tersebut berharap bisa bermain lebih sering bersama skuat The Red Devils.
Apalagi bersama mereka, Sanchez diganjar gaji yang cukup tinggi. Didatangkan dari Arsenal pada Januari 2018, ia berpenghasilan 500 ribu poundsterling (Rp9,74 miliar) per pekan.
Ia bahkan mendapat kehormatan menggunakan nomor punggung 7 yang bisa dibilang keramat. Akan tetapi, tuah baik ternyata enggan menaungi dirinya hingga akhirnya ia memilih pergi dan bermain untuk Inter Milan.
Ashley Young
Lagi-lagi mantan pemain Setan Merah yang merapat ke Nerazzurri, kali ini saat bursa transfer pemain Januari 2020. Saat pertandingan debutnya untuk Inter Milan, ia langsung jadi pemberi assist kepada Lautaro Martinez di laga kontra Cagliari.
Young sendiri didatangkan Manchester United dari Aston Villa pada 2011 sekaligus menjadi salah satu pembelian terakhir Sir Alex Ferguson sebelum memutuskan pensiun sebagai manajer.
Seperti Romelu Lukaku dan Alexis Sanchez, Ashley Young juga patut berbahagia lantaran klubnya kini berhasil melangkahkan kaki ke final Liga Europa. Mereka akan melawan Sevilla pada Sabtu (22/08/20) pukul 02.00 WIB.
Angel Di Maria
Pemain yang mengaku telah menemukan kebahagiaannya di Paris Saint-Germain (PSG) ini mungkin termasuk barisan mantan yang sakit hati terhadap Manchester United. Ia bahkan berani blak-blakan menceritakan kisah buruknya ketika berada di Old Trafford.
Kekesalan Di Maria saat berseragam Manchester United tersebut tak lepas dari campur tangan seorang Louis van Gaal hingga membuat hubungan keduanya jadi tak akur.
“Saya hanya satu tahun di sana, benar-benar periode terburuk dalam perjalanan karier saya, ada banyak masalah dengan pelatih. Akan tetapi, untungnya saya bisa pindah ke PSG dan menunjukkan kemampuan saya,” ucapnya seperti diberitakan Bleacher Report.
Kini Di Maria berpotensi memenangkan gelar Liga Champions bersama Les Parisiens yang berhasil mengalahkan RB Leipzig di fase semifinal, Rabu (19/08/20).
Ander Herrera
Herrera didatangkan dari Athletic Bilbao pada tahun 2014. Berbeda dengan Angel Di Maria, ia bisa dibilang bertahan cukup lama di Manchester United dan telah meraih beberapa titel termasuk Piala FA dan Liga Europa.
Akan tetapi, petaka mulai datang menghampirinya setelah Nemanja Matic bergabung dengan klub pada musim panas 2017. Hal ini pun menyebabkan kansnya menjadi starter menurun drastis.
Alhasil, ia dilepas ke PSG pada Juli 2019 dengan status bebas transfer. Namun kepindahan itu sejatinya bukan kemauannya karena ia masih ingin berseragam Setan Merah untuk waktu yang lebih lama lagi.
Hanya saja situasi yang memaksa dirinya mengambil keputusan berat untuk pindah. Ia mengaku kerap beda pendapat dengan pelatih dan manajemen Manchester United, lalu merasa kurang mendapat apresiasi yang layak sebagai pemain.