FOOTBALL265.COM – Empat kemenangan terakhir Real Madrid sebagai juara LaLiga ternyata membawa petaka bagi Barcelona. Dalam empat momen itu, raksasa Catalan harus menghadapi perpisahan yang menyakitkan.
Real Madrid sejatinya tidak memiliki catatan yang bagus di ajang domestik sejak pergantian milenium. Dalam tiga belas tahun terakhir saja, tim berjuluk Los Blancos itu hanya memenangkan empat gelar juara LaLiga sedangkan sisanya didominasi oleh Barcelona.
Real Madrid menjadi juara LaLiga Spanyol pada tahun 2008, 2012, 2017 dan sekarang 2020. Namun tidak ada yang menyangka dalam empat momen juara itu, Barcelona juga mengalami kemelut di internal klub.
Di tahun ini saja, Barcelona terancam ditinggalkan oleh superstar andalannya, Lionel Messi. Kalaupun Messi bertahan di Camp Nou, klub bakal ditinggal presiden Josep Maria Bartomeu.
Nah, berikut ini redaksi berita olahraga INDOSPORT menilik kembali empat perpisahan yang terjadi seiring dengan keberhasilan Real Madrid menjadi juara LaLiga Spanyol:
Berpisah dengan Ronaldinho (2008)
Sebelum Pep Guardiola datang, Barcelona sempat menikmati kesuksesan bersama Frank Rijkaard. Pelatih asal Belanda itu jarang dipuji atas kinerjanya di Camp Nou, namun dia sangat berjasa di dalam menemukan bakat Ronaldinho dan mempromosikan Lionel Messi dai tim junior.
Namun pada musim 2007/2008, tim asuhan Rijkaard mengalami nasib buruk. Berawal dari tersingkirnya tim dari Liga Champions, mereka juga mengakhiri LaLiga dengan finish 18 poin dari sang jawara Real Madrid.
Rijkaard akhirnya dipecat pada tahu 2008 dan menunjuk Pep Guardiola sebagai penggantinya. Pelatih asal Catalan itu lantas melakukan bersih-bersih di ruang ganti, dengan mendepak beberapa pemain kunci.
Deco dan Ronaldinho menjadi korban pertama Guardiola untuk tugas pertamanya. Kedua pemain ini dianggap jadi penghambat Messi muda di dalam mengembangkan bakarnya. Kedua pemain yang termasuk jajaran pemain terbaik di dunia saat itu dijual, menjadikan hal ini salah satu perpisahan paling traumatis bagi Barcelona sendiri.
Keduanya dijual, dan harus diingat bahwa pemain Brasil itu adalah salah satu pemain terbaik dunia pada saat itu, tetapi jalan keluar yang traumatislah yang dibutuhkan untuk memulai periode kesuksesan yang lebih besar.
Akhir Kejayaan Guardiola (2012)
Empat musim antara 2018 hingga 2012 merupakan periode tersukses Barcelona dalam sejarah klub di bawah asuhan Pep Guardiola. Saat itu, Guardiola dianggap sukses menghidupkan ruh Johan Cruyff di Camp Nou dengan filosofi sepak bolanya.
Sayang sekali pada musim terakhir Guardiola di Barcelona, Real Madrid yang menjalani musim kedua di bawah arahan Jose Mourinho berhasil memboyong trofi LaLiga Spanyol.
Guardiola pun kecewa dengan Barcelona, membuat hubungannya dengan manajemen memburuk. Setelah meraih 14 gelar bersama Barcelona, Guardiola terpaksa pergi dan akhirnya bergabung dengan Bayern Munchen, sebelum akhirnya kini berada di Manchester City.