Chelsea Belanja Besar, Bagaimana Nasib Para Pemain Akademinya?
Saat semua pihak mencemooh pernyataan Frank Lampard yang tak ingin Chelsea menjadi klub akademi, tanpa disadari pria berusia 42 tahun ini memiliki senjata untuk tetap memainkan para pemain akademi.
Lampard secara tegas mengisyaratkan bahwa dirinya takkan memilih pemain berdasarkan usia, melainkan kemampuannya dan determinasinya saat latihan. Jika para pemain muda ini menunjukkannya, bukan tidak mungkin para pemain akademi akan mendapat kesempatan.
Meski Lampard menyebut timnya tak ingin menjadi klub akademi, ia masih memegang komitmennya untuk memberi kesempatan kepada para pemain muda. Salah satunya melalui kompetisi domestik seperti Piala FA dan Carabao Cup (Piala Liga Inggris).
Di musim lalu, Lampard mengorbitkan para pemain mudanya di kompetisi ini. Ada Ian Maatsen, Tino Anjorin dan Billy Gilmour yang lahir dari kedua kompetisi domestik ini. Bahkan Reece James yang kini masuk tim utama juga menunjukkan performanya di kompetisi tersebut.
Jika ditilik, jelas bahwa Lampard akan memanfaatkan dua kompetisi ini untuk memberi jam terbang ke pemain akademinya sekaligus memberi kesempatan untuk tim utama beristirahat di padatnya jadwal kompetisi di Inggris.
Selain memberi jam terbang, Lampard merasa kompetisi domestik ini mampu memberikan rasa kompetitif kepada para pemain muda untuk bersaing di level tertinggi.
5 Pemain Baru Datang, 7 Pemain Akademi Bertahan
Masuknya lima pemain anyar di skuat Chelsea untuk Liga Inggris 2020/21 membuat banyak pihak yakin bahwa para pemain muda The Blues musim lalu takkan mendapat banyak kesempatan di musim ini. Asumsi tersebut salah besar.
Jika dilihat dari skuat Chelsea untuk Liga Inggris 2020/21, total ada tujuh pemain asli akademi Chelsea yang masuk ke dalam skuat utama. Angka tersebut lebih banyak dari pemain yang didatangkan.
Memang lima pemain anyar ini secara otomatis akan mendapat tempat di tim utama. Namun, tujuh pemain akademi Chelsea ini bisa menjadi opsi Lampard dalam meramu skuat di setiap pertandingan.
Tujuh pemain akademi ini setidaknya telah mendapat pengalaman berharga di musim lalu yang bisa digunakan di musim ini ketika para starter mendapat cedera atau larangan bermain.
Sebagai contoh, Reece James menjadi deputi dari Cesar Azpilicueta dan Tammy Abraham serta Callum Hudson-Odoi yang jadi senjata pamungkas kala Timo Werner dan Christian Pulisic tampil buruk.
Ketiga pemain ini musim lalu tampil baik di posnya masing-masing dan memberikan kualitas yang hampir sebanding dengan pemain utama. Sebagai contoh, Abraham mampu melesakkan 15 gol di Liga Inggris 2019/20.
Dengan kata lain, meski bermodalkan pemain muda di bangku cadangan, Lampard memiliki kedalaman skuat yang cukup untuk bersaing, setidaknya di papan atas Liga Inggris 2020/21.