FOOTBALL265.COM - Terdapat suatu masa di mana Liverpool harus menghilang dari kompetisi antarklub Eropa akibat sebuah tragedi berdarah di medio 1980-an.
Kericuhan suporter di final Piala Champions 1984-1985 yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan belakangan disebut Tragedi Heysel berujung vonis berat. Mereka diharamkan mengikuti pentas kontinental selama enam musim beruntun.
Liverpool baru dinyatakan bebas per edisi 1991-1992. Kebetulan, Si Merah berhak atas satu tiket ke Piala UEFA berkat pencapaian bagus di Divisi I Liga Inggris musim sebelumnya, yakni runner-up di bawah Arsenal.
Regulasi mewajibkan Liverpool mengawali langkah dari Putaran I. Laga debut pasca-Tragedi Heysel dilakoni ketika menjamu wakil Finlandia, Kuusysi Lahti, di hadapan belasan ribu publik Anfield yang tampak antusias menyaksikan tim kesayangannya kembali merambah Eropa.
“Kami sangat senang bisa kembali merasakan pentas Eropa, tapi hal ini bukan berarti Tragedi Heysel terlupakan begitu saja karena kejadian horor tersebut akan terus menghantui kami selamanya,” kata Presiden Liverpool kala itu, David Moores.
Pertandingan ini sekaligus menjadi panggung pemanasan striker anyar yang baru saja memecahkan rekor transfer Inggris kala itu, yaitu Dean Saunders. Dia ditebus dari Derby County seharga 2,9 juta pound (sekitar Rp10 miliar pada 1991).
Petang itu, 18 September 1991, mutlak milik Saunders. Tak tanggung-tanggung, sang pemain mencetak empat gol ke gawang Kuusysi, masing-masing pada menit ke-11, 78, 86, 87. Pesta gol Liverpool dilengkapi oleh sepasang gol Ray Houghton.
Dean Saunders signed for #LFC on 19 July 1991 in a £2.9m move from Derby County. 11 goals in 42 league games is not a jaw-dropping number, but he was very efficient in European competitions - 9 goals in 5 games, inc. 4 strikes in one game against Kuusysi Lahti!#LFChistory_net pic.twitter.com/3MLAQ5dV9l
— LFChistory.net (@LFChistory) July 19, 2020
Saunders pun menorehkan rekor abadi. Dialah pemain Liverpool pertama yang mampu menyarangkan empat gol alias quattrick di laga antarklub Eropa, dalam hal ini Piala UEFA, sebelum disamai Ian Rush semusim kemudian (vs Apollon Limassol; Piala Winners).
Musim itu, Sauders memang amat menonjol di Liverpool. Total ia mengemas 23 gol di semua ajang dan sukses mengantarkan tim menuju podium juara Piala FA 1991-1992 selepas menekuk Sunderland dua gol tanpa balas di final.
Sayang, kiprah Saunders di Liverpool hanya seumur jagung karena ia langsung meninggalkan Anfield pada pengujung musim. Kabar yang beredar luas saat itu adalah manajemen terpaksa melego sang striker lantaran butuh dana segar.
“Suatu hari Graeme Souness (pelatih Liverpool 1991) mendatangi saya dan berkata bahwa ia membutuhkan tambahan bek tengah di musim baru, yaitu Torben Piechnik. Dia bilang Liverpool bisa dapat dana transfer setelah menjual saya ke Aston Villa,” ujar Saunders seperti dilansir LFC History.
Sungguh kebersamaan yang singkat, tapi terbilang berkesan mengingat Dean Saunders pergi meninggalkan catatan mentereng yang akan terus dikenang sepanjang sejarah.
Susunan Pemain
Liverpool (4-4-2): 1-Hopper; 2-Ablett, 4-Nicol, 6-Tanner, 3-Burrows; 8-Houghton, 10-McManaman, 5-Marsh (12-Walters 46'), 11-McMahon; 9-Rush, 7-Saunders
Cadangan: 14-Redknapp, 15-Harkness, 16-Carter, 17-Hutchison
Pelatih: Souness (Sko)
Kuusysi (4-4-2): 1-Rovio; 2-Remes, 6-Viljanen, 4-Jarvinen, 3-Saastamoinen; 7-Lehtinen (16-Vehkalkoski 16'), 5-Jantti, 8-Rinne, 11-Annunen (15-Glouchakov 84'); 9-Kinnunen, 10-Belfield
Cadangan: 12-Korhonen, 13-Rantanen, 14-Motturi
Pelatih: Muurinen
Stadion: Anfield (17.131)
Gol: Saunders 11', 78', 86', 87', Houghton 33', 90'/Tanner 34' b.d.
Wasit: Schlup (Swi)
Kartu Kuning: -
Kartu Merah: -