INDOSPROT.COM - Mendapat reputasi sebagai wonderkid Italia tak lantas membuat Sandro Tonali harus santai-santai di klub barunya, AC Milan, karena ia harus bekerja keras merebut tempat inti di tim raksasa Seriea A Italia tersebut.
AC Milan akhirnya resmi mendaratkan gelandang berbakat Italia, Sandro Tonali, pada bursa transfer musim panas ini. Perjuangan I Rossoneri untuk mendapatkan Tonali tidak mudah.
Milan mesti terlibat dalam derby sengit dengan tim sekotanya, Inter Milan. Belum lagi Paolo Maldini harus berjuang untuk membuat luluh Presiden Brescia, Massimo Cellino.
AC Milan meminjam Tonali dengan biaya 10 juta euro (Rp173 miliar) plus opsi beli seharga 25 juta euro (Rp432 miliar) di akhir masa kontrak. Klub asuhan Stefano Pioli itu juga harus menyematkan bonus senilai 3 juta euro (Rp51 miliar).
Kini, setelah bergabung, harapan tinggi ada di pundak pemain 20 tahun berjuluk The Next Pirlo itu. Apakah pemain Timnas Italia tersebut mampu membuktikan bahwa dirinya layak mengenakan seragam Milan.
Sebab nyatanya, nama beken yang disandangnya di Italia tak menjamin dirinya menuai sukses di AC Milan. Bukan soal lawan yang akan dihadapi AC Milan, saat ini Sandro Tonali juga harus 'bertarung' untuk memperebutkan posisinya di tim inti Stefano Pioli.
Debut AC Milan dan 14 Laga Tanpa Kalah
AC Milan melakoni debut musim 2020-2021 dengan mengandaskan klub Irlandia, Shamrock Rovers, 2-0 pada fase kedua Kualifikasi Liga Europa 2020-2021.
Selain menjadi laga pembuka musim 2020-2021, laga ini juga menjadi debut resmi Sandro Tonali di AC Milan. Ia masuk menggantikan Ismael Bennacer pada pengujung laga.
Penampilan kurang dari 8 menit jelas belum mampu menggambarkan kualitas sesungguhnya Sandro Tonali. Namun, dari sini sudah mulai tergambar apa yang akan dilakukan Stefano PIoli ke depan.
AC Milan musim lalu memiliki lini tengah dengan kedalaman yang relatif buruk. Hal ini diungkapkan langsung oleh Stefano Pioli dalam konferensi pers sebelum laga terakhir melawan Cagliari.
Ia meminta manajemen untuk menambah dua pemain siap starter sebagai pelapis lini tengah, khususnya Ismael Bennacer dan Franck Kessie. Sebab pelapis yang dimiliki Milan musim lalu adalah Rade Krunic dan Lucas Biglia yang masih belum memuaskan.
Maka jelaslah, Sandro Tonali didatangkan untuk menambah kualitas pada lini tengah AC Milan dalam mengarungi panjangnya kompetisi musim depan. Namun, pertanyaan sekarang, apakah Tonali sanggup bersaing dengan Bennacer dan Kessie?
AC Milan di bawah Stefano Pioli tampil sensasional di pengujung musim lalu. Sebanyak 13 plus 1 laga (vs Shamrock) tanpa terkalahkan di seluruh kompetisi menjadi buktinya.
Untuk mencapai kesuksesan ini, Pioli melakukan sejumlah perombakan sampai akhirnya menemukan formula terbaiknya dalam formasi 4-2-3-1. Kunci dari hal tersebut tak lain adalah poros yang dibentuk oleh empat pemain kunci mereka yakni Alessio Romagnoli dan Simon Kjaer (bek) serta duet Ismael Bennacer dan Franck Kessie di posisi gelandang bertahan (double pivot).
Keempat pemain ini tak hanya membantu Milan bertahan, namun juga menjadi pondasi yang memudahkan para gelandang dan pemain sayap untuk menyusun serangan yang nyaman. Peran vital pun ada pada duet Bennacer-Kessie, dan keduanya bisa menjalankan peran tersebut dengan baik.
Di posisi inilah Sandro Tonali harus bermain. Tentu saja menembus ke dalam tim yang telah tampil solid sebelumnya bukanlah sesuatu yang mudah. Apalagi Sandro masih berusia sangat muda.
Lalu, bagaimana ia harus bersaing? Sebab ketiganya sama-sama menjadi pemain inti pada musim lalu di timnya masing-masing dengan penampilan lebih dari 30 kali di Serie A Italia.