FOOTBALL265.COM – PSIS Semarang harus menelan pil pahit usai salah satu pemain asingnya yakni Flavio Beck Jr. mengalami kesulitan untuk kembali ke Indonesia jelang dilanjutkannya kompetisi Liga 1 2020.
Pemain berpaspor Kroasia dan Brasil ini tidak diizinkan oleh otoritas bandara di Zagreb, Kroasia dan maskapai yang ia tumpangi untuk terbang karena dianggap belum memiliki dokumen yang komplet.
Alhasil tiket yang seharusnya membawa Flavio Beck kembali ke Indonesia harus hangus. Mantan pemain Bhayangkara FC ini harus legawa dan kembali mengurus persyaratan supaya diizinkan terbang ke Indonesia.
Menurut Flavio Beck, ia akan mengurus segala dokumen untuk terbang pada awal pekan depan di Kedutaan Besar Indonesia yang berada di Kroasia.
“Kemarin saya berharap sudah bisa ke Jakarta karena tiket sudah didapat dan dokumen saya anggap juga sudah komplet."
"Namun saat di bandara, pihak maskapai berbicara ke saya bahwa dokumen kurang lengkap. Kami sudah mencoba menanyakan hal ini ke Imigrasi Indonesia namun belum ada jawaban," beber pemain yang didatangkan PSIS di awal Liga 1 2020 lalu.
Flavio pun saat ini sudah mengkomunikasikan masalahnya ke manajemen PSIS. Ia berharap manajemen klub dan tim pelatih mengerti situasi yang ada.
Manajemen PSIS pun juga tak tinggal diam menanggapi masalah yang dihadapi salah satu pemain asingnya ini. Yoyok Sukawi selaku CEO klub berharap kepada PSSI yang merupakan federasi sepak bola di Indonesia untuk membantu klub-klub Liga 1 yang berusaha mendatangkan kembali pemain asingnya.
Tak hanya ke PSSI, Yoyok Sukawi juga berharap Kementerian Hukum dan HAM, dalam hal ini Direktorat Jenderal Imigrasi untuk membantu PSIS dalam memulangkan pemain asingnya.
Pasalnya tak hanya Flavio, pemain asing PSIS lainnya yakni Bruno Silva juga masih tertahan di Brasil karena kesulitan mengurus administrasi untuk kembali ke Indonesia.
“Kami berharap PSSI dan pemerintah yang berwenang menangani masalah pemain asing membantu kesulitan klub-klub Liga 1 untuk memulangkan pemain asingnya dan semoga Flavio segera beres mengurus administrasi di Kroasia," tukas Yoyok Sukawi.