Analisis Taktik Liverpool vs Arsenal: Tokcernya Gegenpressing dan Eksploitasi Sisi Kiri
Secara kasat mata memang jelas jika Liverpool menguasai jalannya pertandingan dari segala sisi statistik. Mulai dari ball possesion, total shots, shots on target, jumlah passes hingga pass accuracy.
Praktis Arsenal terlihat seperti ‘AFK’ (away from keyboard) dalam pertandingan ini. Namun sebenarnya jika menonton jalannya pertandingan, anggapan itu tak sepenuhnya benar.
Realitasnya, Liverpool bermain dengan intensitas sangat tinggi sejak awal pertandingan. Gegenpressing andalan Jurgen Klopp kembali diperlihatkan secara nyata oleh Liverpool.
Banyak sekali momen, ada 4 pemain Liverpool berada di dalam kotak penalti Arsenal sekadar memberikan pressing ketat. Akibatnya bek Arsenal jadi suka melakukan kesalahan sendiri atau memberikan long ball tidak akurat.
Meski begitu Arsenal yang bermain dengan pola 3-4-3 tampak mampu mengatasi gegenpressing mematikan Liverpool. Caranya dengan bertahan secara zona marking mengandalkan formasi 4-4-2.
Akan tetapi bukan Liverpool namanya jika tak menemukan cara membongkarnya, apalagi mereka terlecut setelah tertinggal terlebih dulu. Dengan mengandalkan Mohamed Salah, Liverpool tampak terlihat benar-benar mengeksploitasi sisi kiri pertahanan Arsenal.
Terlihat jelas bagaimana Ainsley Maitland-Niles dan Kieran Tierney sangat kesulitan ketika harus meladeni kerja sama sisi kanan penyerangan Liverpool. Granit Xhaka pun terlihat sering melakukan covering karena sisi kiri pertahanan Arsenal terus ditekan.
Hingga akhirnya berkat kerja sama Naby Keita dengan Roberto Firmino dan kualitas individu Mohamed Salah, Sadio Mane pun berhasil mencetak gol Liverpool. Dua gol berikutnya Liverpool pun berasal dari sisi kiri pertahanan Arsenal.
Dengan kata lain, sisi kiri pertahanan Arsenal benar-benar tereksploitasi dengan jelas oleh Mohamed Salah dan Trent-Alexander Arnold. Namun dari sisi Arsenal, mereka bukan berarti tanpa perlawanan.
Di babak kedua, Mikel Arteta memainkan Dani Ceballos yang punya kemampuan meretensi bola dengan baik sehingga membuat Arsenal mampu keluar dari tekanan gegenpressing Liverpool. Hasilnya, Lacazette sampai punya dua momen one on one dengan kiper Alisson Becker.
Ternyata Arteta mengetahui jika ingin membongkar pertahanan Liverpool harus dengan umpan terobosan bukan long pass yang dipakai sepanjang babak pertama. Namun sayang memang Lacazette dua kali gagal menaklukan Alisson dari jarak dekat.
Pada akhirnya Arsenal terlihat sudah punya cara memberi perlawanan kepada Liverpool. Namun sayang gegenpressing Liverpool sangatlah tokcer dan eksploitasi ke sisi kiri pertahanan Arsenal benar-benar sukses dimanfaatkan dengan baik.