FOOTBALL265.COM - Menjadi salah satu tim Serie A Italia paling sibuk di bursa transfer, bagaimana penilaian hasil akhir yang didapatkan AC Milan?
AC Milan menjadi salah satu tim di Serie A Italia yang sibuk berbelanja pemain di bursa transfer musim panas ini. Hampir tiap pemberitaan media selalu berisi aktivitas transfer I Rossoneri.
Maklum, selain tengah dalam tren apik, Milan dikait-kaitkan dengan nama-nama besar. Dan sebagian dari nama-nama itu berhasil digaet Milan.
I Rossoneri melakukan banyak perbaikan skuad musim ini. Penambahan pemain baru dilakukan di posisi kiper, gelandang, bek sayap, dan penyerang.
Tercatat lima nama baru menghiasi ruang ganti AC Milan. Mereka adalah Sandro Tonali, Brahim Diaz, Jens Petter Hauge, Diogo Dalot, dan Ciprian Tatarusanu.
Operasi transfer yang dimotori oleh Paolo Maldini sempat menggoncang ketika berhasil menggaet wonderkid Italia, Sandro Tonali. Ini menjadi kemenangan besar bagi Milan karena pemain 20 tahun itu jadi buruan klub-klub besar Italia, terutama Inter.
Yah, bisa dibilang aktivitas transfer AC Milan musim ini sedikit antiklimaks. Walau bisa mendatangkan Sandro Tonali dan Brahim Diaz, Milan sebetulnya dikatikan dengan nama-nama besar lain yang jadi buruan utama.
Tiemoue Bakayoko misalnya. AC Milan mentok hanya ingin meminjam dengan opsi pembelian di angka 20 juta euro. Sedangkan Chelsea kukuh pada angka 30 juta euro.
Sejumlah nama seperti Florentino Luis sempat muncul, tapi pada akhirnya Milan hanya mendatangkan satu gelandang bertahan. Sebagai gantinya, Rade Krunic urung dipinjamkan dan bertahan di San Siro. Namun, ini tak lagi jadi masalah karena duo Bennacer-Kessie sudah menjanjikan.
Di posisi penyerang sayap, Milan sempat dihubungkan dengan nama Federico Chiesa. Bahkan Milan disebut sudah sangat dekat untuk mendapatkannya. Namun lagi-lagi transfer batal terwujud karena terbentur masalah harga, dan pemain yang bersangkutan malah ke Juventus.
Perjudian Jens Petter Hauge
Yang paling unik dalam transfer ini adalah Jens Petter Hauge. Ketika Milan tengah bingung mencari penyerang sayap tambahan karena gagal mendapatkan Chiesa, tiba-tiba datanglah Jens Petter Hauge dalam wujud pertandingan melawan Bodo/Glimt.
Tampil impresif dengan meneror Milan sepanjang laga, Hauge saat itu juga langsung didekati Milan dan akhirnya disodori kontrak. Akan tetapi, ada satu persoalan. Pemain Norwegia 20 tahun itu memiliki posisi utama di sayap kiri.
Sementara yang menjadi masalah Milan musim lalu dan ingin diperbaiki di musim panas ini adalah sektor sayap kanan. Untungnya Hauge juga bisa main di kanan, meski tak akan sebaik ketika ia di kiri.
Setidaknya ini tetaplah sebuah transfer yang menguntungkan karena selain berbakat, harga Hauge juga masih murah (5 juta euro). Namun, di sisi lain, pemilihan Hauge juga bisa jadi perjudian bagi Rossoneri yang kehabisan waktu m