In-depth

Kisah Kuda Hitam, Ketika Hellas Verona Jadi Juara Serie A Italia 1985

Kamis, 8 Oktober 2020 16:35 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Wikipedia.org
Hellas Verona juara 1985. Copyright: © Wikipedia.org
Hellas Verona juara 1985.
Tampil Energik dan Impresif

Pada masanya, Hellas Verona memiliki skuad yang lumayan mumpuni. Di situ bertengger nama gelandang Jerman, Hans-Peter Briegel. Lalu ada pula bomber Denmark, Preben Elkjaer.

Keduanya mampu menyumbang 17 gol dari total 42 gol yang dicetak Verona. Salah satu gol berkesan dari Elkjaer adalah saat ia mampu membobol gawang Juventus dari luar kotak penalti dalam kemenangan 2-0.

Satu lagi sosok striker yang berjasa besar kala itu adalah penyerang Italia, Giuseppe Galderisi, yang mengakhiri musim sebagai top skor klub dengan 11 gol.

Galderisi merupakan mantan pemain Juventus yang pernah meraih scudetto sebelumnya. Pengalamannya pun sangat membantu Verona.

Sebagai catatan, kompetisi di musim itu baru dihuni 16 peserta, bukan 20 seperti saat ini. Jadi, jumlah poin total yang dikumpulkan Verona terkesan kecil (43) terlepas dari 13 hasil imbang yang diraih.

Di lini belakang, Verona juga cukup tangguh dengan hanya kebobolan 19 gol saja dari 30 laga tersebut. Ini menjadikan mereka sebagai tim dengan pertahanan terbaik.

Verona memang seperti ditakdirkan untuk scudetto di musim itu. Sebab, sang pelatih sendiri, Osvaldo Bagnoli, mengaku tak menerapkan strategi khusus untuk timnya.

Ia hanya menaruh pemain-pemain yang tepat untuk posisinya dan membiarkan mereka berkreasi hingga akhirnya berujung gol dan poin. "Sepak bola adalah permainan simpel. Konsep bermain seperti pressing atau zonal tidak diperlukan," kata Bognali. "Yang paling penting adalah menemukan pemain yang tepat, dan menaruhnya di posisi yang tepat, lalu biarkan dia bebas mengeskpresikan diri." ujarnya dikutip dari goal.  
 
Sayang, kualitas tim milik Verona kembali memudar di medio 1990-an. Krisis finansial membuat mereka gagal menjaga masa keemasan di era 80-an.

Bahkan, pada 1991, mereka pernah dibekukan dan berganti nama menjadi Verona FC. Mirip-mirip seperti Parma beberapa tahun lalu.

Namun, pada 1995 mereka kembali menjadi Hellas Verona dan bermain di Serie B. Sinar Hellas Verona sempat bangkit pada 2000-an awal, kala menjadi batu loncatan bintang-bintang masa depan seperti Adrian Mutu, Alberto Gilardino, Massimo Oddo, sampai Mauro Camoranesi.

Di sisa era 2000-an sampai 2010-an, Verona lebih sering naik turun kasta. Justru, rival sekota mereka, Chievo Verona, yang lebih stabil.

Barulah dua musim terkahir ini Hellas Verona kembali menemukan kemapanan di Serie A Italia. Di bawah pelatih Ivan Juric, mereka tampil mengejutkan musim lalu dengan finis di posisi 9.

Pada musim ini pun mereka siap tampil kompak dan jadi batu sandungan tim-tim besar. Dari tiga pekan awal saja, mereka sudah memenangi dua kemenangan dan mengumpulkan 6 poin di klasemen Serie A Italia.