Liga Italia

Juventus Sejak Awal Jadi 'Tempat Bunuh Diri' Maurizio Sarri

Minggu, 11 Oktober 2020 00:26 WIB
Penulis: I Made Dwi Kardiasa | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Alessandro Sabattini/Getty Images
Sejak awal raksasa Serie A Liga Italia, Juventus, adalah tempat bunuh diri Maurizio Sarri. Copyright: © Alessandro Sabattini/Getty Images
Sejak awal raksasa Serie A Liga Italia, Juventus, adalah tempat bunuh diri Maurizio Sarri.

FOOTBALL265.COM - Sempat gemilang bersama Chelsea nyatanya tak membuat karier Maurizio Sarri terjamin di Serie A Liga Italia. Sudah sejak awal gabungnya ia ke Juventus tak berbeda dengan upaya bunuh diri.

Sempat tiga musim bareng Napoli, pelatih berusia 61 tahun ini lantas diboyong Chelsea dan benar saja titel Liga Europa sukses didapatnya dalam waktu singkat. Entah karena kebetulan atau tidak, karier dari sang pelatih melejit untuk tukangi Si Nyonya Tua.

Seperti diketahui Juventus butuh sosok panutan usai Massimiliano Allegri selaku pelatih penyumbang Scudetto terbanyak mereka harus undur diri. Tergoda dengan prestasi Sarri, mereka pun lakukan judi untuk merekrutnya dengan harapan dominasi Serie A Liga Italia.

Akan tetapi kenyataan malah berkata lain, pelatih yang dikenal dengan strategi Sarri Ball ini malah buat Bianconeri kian kacau tak cuma dari tingkat domestik melainkan pentas Eropa. Arrigo Sacchi, pelatih legendaris Milan dan Italia pun menyebut Juve seperti rumah jagal.

"Saya sudah katakan kepada dia (Sarri) bahwa langkahnya itu hanyalah bunuh diri, karena mustahil gaya sepak bolanya cocok untuk para pemain disana," tutur Sacchi dilansir laman berita Football Italia.

"Dia sangat tak beruntung mendapat gejala pneumonia pada pramusim, yang jadi alasan membatasi kemampuannya melatih. Tak heran taktiknya dan beragam program latihan intensifnya tak bisa berjalan mulus dalam waktu berminggu-minggu," tutupnya.

Mantan pelatih The Blues itu boleh saja menambahkan Scudetto untuk kali kesembilan bagi Juventus, tapi sayang hasil tak konsisten menjadi awal kehancurannya. Tercatat klub bermarkas di Allianz Stadium itu punya jumlah kebobolan 43 kali, terburuk selama 10 tahun.

Tak cuma hasil menyedihkan tersebut, Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan juga harus mengalami nasib naas usai tertahan di 16 besar Liga Champions dan gagal di Coppa Italia, lebih buruk ketimbang era Allegri. Tak berselang lama, ia pun digantikan oleh Andrea Pirlo.

Setelah posisinya terganti di Juventus, Maurizio Sarri pun mulai mencari celah pembatalan kontraknya agar bisa kembali melatih lagi. Menuju rival Serie A Liga Italia, Fiorentina, ia tengah berusaha mengembalikan nama baiknya sebagi pelatih top Eropa.