Liga Indonesia

Eduard Tjong dan Kisah Francesco Totti dari Tanah Jawa

Selasa, 13 Oktober 2020 10:10 WIB
Kontributor: Prabowo | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Eduard Tjong Copyright: © Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Eduard Tjong

FOOTBALL265.COM - Keluarga sepak bola selalu memiliki cerita unik tersendiri. Tak sedikit pula yang sama-sama menghadirkan prestasi di lintas generasi.

Salah satunya adalah Eduard Tjong, mantan pelatih Timnas Indonesia U-19. Edu, sapaan akrabnya, adalah putra dari kiper legendaris Timnas Merah Putih era 1960-an, Harry Tjong.

Bakat mengolah si kulit bundar yang menurun dari sang ayah membuat pelatih asal Solo itu mantap menekuni dunia sepak bola. Edu lantas memulai kariernya sebagai pesepak bola profesional pada tahun 1980.

Tak tanggung-tanggung, sosok berusia 48 tahun itu bergabung dengan klub kaya raya asal Jakarta, Arseto. Dia lantas turut pindah ke Solo saat tim itu menjadi Arseto Solo mulai 1983.

"Saya benar-benar merasakan bagaimana tim berpindah ke Solo dan mulai berjuang mencari prestasi di Kota Bengawan. Jalan berliku harus kami lewati untuk akhirnya jadi juara," kata Edu saat berbincang dengan INDOSPORT, Selasa (13/10/20).

Bersama tim Biru Langit, Edu seakan menapaki jalan kesetiaan, bahkan tak berpindah klub hingga gantung sepatu. Bak kapten legendaris klub raksaan Seri-A, AS Roma, Francesco Totti sebagai one man one club, Eduard Tjong melakukan hal serupa dari Tanah Jawa.

Butuh sekitar 10 tahun bagi Arseto Solo untuk menantikan indahnya gelar juara setelah boyongan ke Solo. Edu mengungkapkan salah satu faktor keinginan para pemain untuk berbalas budi dengan sang pemilik klub, Sigid Harjoyudanto.

"Saya dan juga pemain lain punya pemikiran harus memberikan hadiah kepada bos. Kami saat itu sudah mendapatkan fasilitas 'wah' dan gaji yang besar," paparnya.

"Untuk itu, kami ingin berbalas budi dengan memberikan kebahagiaan untuk Pak Sigit yakni harus juara. Nah tekad itulah yang akhirnya membawa Arseto juara," tambahnya.

Setelah jadi kampiun, Eduard Tjong justru memutuskan keluar setelah menerima pekerjaan sebagai pegawai Bank Indonesia di Jakarta. Edu mengaku sekitar dua tahun dirinya bekerja di perusahaan milik pemerintah tersebut.

Namun tak diduga, Edu yang mendapatkan pekerjaan tetap malah memilih keluar dan kembali bergelut di sepak bola. Dia comeback ke Arseto Solo hingga pensiun.

"Semua sempat kaget saya keluar dari pekerjaan. Apalagi banyak orang saat itu kerja di bank masa depan cerah. Tapi hati saya merasa memang nyaman di sepak bola," tuturnya.

Setelah pensiun pada 1999, Edu mulai menimba ilmu kepelatihan untuk mengambil Lisensi C. Kemudian, ia bertahap lanjut mengambil Lisensi B hingga Lisensi A AFC dan memulai karier kepelatihannya sejak 2002 menjadi asisten pelatih Persikabo Bogor menemani Sutan Harhara.

Dia sempat membesut tim PON Bali, kemudian ditarik untuk masuk tim kepelatihan Perseden Denpasar pada Liga Indonesia 2003.

Setelah itu, pada 2002, dia dipercaya membesut tim sepak bola Bali yang dipersiapkan ke Pekan Olahraga Nasional (PON) 2004 di Palembang.