Timnas Indonesia U-19 vs Bosnia & Herzegovina: Adu Gengsi Shin Tae-yong vs Musa
Seperti kita ketahui, Timnas Bosnia & Herzegovina U-19 sendiri saat ini dilatih oleh sosok legenda di negeri mereka sendiri, yakni Slaven Musa. Tidak ada yang mencolok dari karier Musa sebagai pelatih sepak bola.
Hanya saja pria berusia 49 tahun ini memiliki satu kemiripan dengan Shin Tae-yong, yakni melatih Timnas Senior untuk negaranya meskipun statusnya berbeda.
Bila Shin Tae-yong merangkap sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia dari segala umur, yakni senior, U-21, hingga U-19, maka Musa hanya menjadi pelatih di Timnas Bosnia & Herzegovina U-19 dan Asisten Pelatih di Bosnia & Herzegovina senior.
Selama 18 tahun berkarier sebagai seorang pelatih, tidak ada raihan prestisius yang ia miliki. Dirinya hanya memiliki satu trofi Piala Bosnia musim 2012/13, saat masih menakhodai Siroki Brijeg usai mengalahkan Zeljeznicar lewat adu penalti.
Ditunjuk menjadi pelatih Timnas Bosnia & Herzegovina U-19 pada Juni 2018 silam, Slaven Musa juga tidak memberikan sebuah dampak yang berarti. Tercatat dari transfermarkt, total 20 laga telah ia pimpin dengan hanya meraih tujuh kemenangan, lima kali imbang dan delapan kali kalah.
Slaven Musa juga tidak pernah membawa Bosnia & Herzegovina U-19 tampil di Piala Eropa U-19. Bahkan untuk turnamen di sekelas regional pun, seperti Piala Mediterania, Bosnia arahan Musa hanya mampu hingga fase penyisihan grup saja sebanyak dua kali keiikutsertaan mereka.
Hal inilah yang membuat Shin Tae-yong diprediksi akan mempertaruhkan gengsinya sebagai seorang pelatih Timnas Indonesia U-19.
Memiliki pengalaman karier sebagai pelatih yang jauh lebih mentereng dibandingkan Musa, pria berusia 50 tahun ini tentunya tak ingin kalah dua kali dari tim yang sama.
Shin Tae-yong, seperti yang kita ketahui, adalah mantan pelatih Timnas Korea Selatan di ajang Piala Dunia 2018. Mereka adalah kunci kegagalan sang jawara bertahan kala itu, Jerman, untuk lolos dari fase Grup F usai kalah 0-2 dari Korea Selatan.
Sementara di level klub, Shin Tae-yong berhasil memenangkan dua gelar juara yang prestisius. Pertama adalah juara AFC Champions League bersama Seongnam Ilhwa Chunma di musim 2009/2010. Lalu kedua juara Piala Korea Selatan dengan tim yang sama di musim 2010/2011.
Sedangkan di Indonesia, Shin Tae-yong baru 10 kali menakhodai skuat Garuda Nusantara dan itu semua dilakukan dalam masa uji coba di Kroasia. Total empat kemenangan, tiga kali imbang dan tiga kali kalah berhasil diraihnya.
Bukan statistik yang mengesankan, namun satu hal yang perlu diingat adalah Shin Tae-yong datang dengan membawa pengaruh yang cukup besar terhadap sistem permainan Timnas U-19.
Dua dari empat kemenangan itu bahkan diraih dengan melawan tim yang cukup ternama. Sebut saja Qatar (2-1) dan Dinamo Zagreb (1-0), sementara dua lainnya diraih saat melawan Makedonia Utara (4-1) dan NK Gugopolje (3-0).
Kekalahan dari Bosnia & Herzegovina (0-1) tentu terasa menyakitkan untuk pelatih sekelas Shin Tae-yong. Terlebih, kekalahan itu bukan murni dari skuat Bosnia, melainkan kurang beruntungnya Komang Tri Arta Wiguna yang mencetak gol bunuh diri.
Laga melawan Bosnia & Herzegovina pada Selasa (20/10/20) besok diprediksi tidak akan berjalan santai oleh skuat Timnas Indonesia U-19. Shin Tae-yong tidak ingin kesalahan yang sama kembali terulang.