FOOTBALL265.COM – Liga Inggris musim 2020/21 telah memasuki pekan ke-6 Sebuah kejutan hadir hingga pekan ke-6 ini di mana 20 tim yang berpartisipasi di dalamnya telah menelan setidaknya 1 kekalahan di pekan-pekan awal.
Hingga pekan ke-5 berakhir, tersisa 2 tim saja yang belum pernah sama sekali merasakan kekalahan di Liga Inggris 2020/21. Kedua tim ini adalah Aston Villa dan Everton.
Hingga pekan ke-5, Everton mampu menang sebanyak 4 kali dan imbang 1 kali. Sedangkan Aston Villa yang baru menjalani 4 laga hingga pekan ke-5, mampu meraih hasil sempurna berkat 4 kemenangan beruntun.
Apa yang ditampilkan kedua tim ini hingga pekan ke-5 mampu membuat pecinta Liga Inggris takjub. Sebab, dalam perjalanannya hingga pekan ke-5, baik Everton dan Aston Villa mampu membuat juara bertahan, Liverpool kesulitan.
Everton mampu mengimbangi permainan Liverpool di pekan ke-5 dengan skor 2-2. Sedangkan Aston Villa secara perkasa mampu menumbangkan The Reds dengan skor masif, 7-2 di pekan ke-4.
Alhasil banyak yang menduga bahwa Liga Inggris musim 2020/21 akan berjalan lebih menarik. Sebab, tim-tim papan atas, terutama The Big Six, telah mengalami kekalahan di 4 pekan awal.
Bahkan ada dugaan bahwa Everton dan Aston Villa bisa membuat kejutan, setidaknya hingga pertengahan musim dan menjadi kampiun. Sayang, dugaan tersebut terlalu cepat diberikan.
Sebab, di pekan ke-6, Everton dan Aston Villa harus tumbang. The Toffees harus tumbang dari Southampton, sedangkan The Villans harus tumbang dari Leeds United.
Tak pelak peta perebutan gelar juara Liga Inggris di awal-awal musim pun kembali berubah total. Karena hingga pekan ke-6, seluruh kontestan kompetisi paling elit ini telah mengalami kekalahan.
Catatan ini baru terjadi untuk pertama kalinya di format baru Liga Inggris yang digelar pada tahun 1992. Namun, jika ditelisik lebih jauh, catatan ini mengulang sejarah pada musim 1967/68 saat kompetisi masih bernama Football League First Division.
Pada musim 1967/68, 22 kontestan mengalami setidaknya 1 kekalahan di 6 laga pertama. Di musim tersebut, Manchester City menjadi kampiun untuk pertama kalinya serta Sheffield United dan Fulham harus terdegradasi ke kasta kedua di akhir musim.
Fakta di 6 pekan awal Liga Inggris 2020/21 ini seakan menimbulkan pertanyaan penting. Apakah kini Liga Inggris kian kompetitif atau malah kekuatan klub besar Inggris mulai menurun?
Liga Inggris musim 2020/21 nampak akan menjadi musim yang menarik layaknya musim 2015/16 silam. Sebab, tim-tim besar mengalami kemunduran sejak awal musim.
Chelsea selaku juara bertahan di musim 2014/15 sempat menjadi kandidat kuat juara pada musim 2015/16. Namun takdir berkata lain. The Blues malah terseok-seok di awal-awal Liga hingga pertengahan musim.
Serupa namun tak sama, Liverpool yang juga juara bertahan di musim 2019/20 pun sempat terseok-seok di awal-awal Liga Inggris 2020/21. Hal ini terbukti saat The Reds kesulitan menghadapi Leeds United di laga pembuka dan dibantai oleh Aston Villa.
Memang kini Liverpool berada di tempat kedua klasemen sementara Liga Inggris 2020/21 hingga pekan ke-6. Namun, permainan The Reds cenderung menurun dan malah jeblok di awal musim layaknya performa Chelsea di awal musim 2015/16.
Hal ini terlihat dari 14 gol yang telah bersarang ke gawang Liverpool dalam 6 laga awal. Sebuah catatan yang memilukan bila dibandingkan 2 musim terakhir.
Lalu, di musim 2015/16, Leicester City menjadi juara di akhir musim setelah start apik di 7 pekan awal Liga Inggris dengan 3 kemenangan, 3 hasil imbang dan 1 kekalahan. Hampir sama dengan pencapaian Everton di awal-awal musim 2020/21 ini.
Saat Leicester City menjadi kampiun, banyak yang menyebut bahwa Liga Inggris tak membosankan dan kompetitif. Itu memang benar. Namun fakta menyebutkan, di musim 2015/16 ini pula, tim-tim besar malah tampil buruk dan sempat menjadi bulan-bulanan tim yang biasa ada di papan menengah ke bawah.
Kondisi itu persis dengan apa yang dihadapi di musim 2020/21 ini di mana performa tim besar yang tergabung dalam 4 besar musim lalu malah angin-anginan di awal-awal musim saat ini.
Ada beberapa alasan yang mempengaruhi buruknya kualitas tim-tim besar Liga Inggris di awal musim 2020/21 ini. Selain tak adanya laga pramusim, pasifnya pergerakan tim-tim besar Inggris di bursa transfer juga menjadi penyebab utama menurunnya kualitas mereka.
Liverpool selaku juara bertahan tak banyak mendatangkan pemain baru berkualitas, persis seperti Chelsea pada musim 2015/16. Sedangkan Chelsea dan Manchester City yang jor-joran di 2020, malah tak mendapat banyak waktu untuk menjalani pramusim dan membuat skuatnya nyetel satu sama lain.
Bisa dikatakan dengan kondisi ini, Liga Inggris 2020/21 seperti panggung dan kesempatan bagi tim-tim papan tengah untuk terus mempertahankan performanya serta mengangkangi tim-tim besar layaknya musim 2015/16.
Menarik dinantikan bagaimana laju tim-tim besar langganan juara Liga Inggris di sisa musim ini. Akankah musim 2020/21 menjadi milik tim papan tengah dan bawah layaknya musim 2015/16? Ataukah tradisi The Big Six sebagai kandidat juara terus berlanjut?