Liga Champions

5 Hal yang Harus Diwaspadai Real Madrid Jelang Lawan Monchengladbach

Selasa, 27 Oktober 2020 16:04 WIB
Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© Getty Images
Pemain Borussia Monchengladbach, Jonas Hofmann Copyright: © Getty Images
Pemain Borussia Monchengladbach, Jonas Hofmann
1. Gagal Menghentikan Jonas Hofmann

Jonas Hofmann dapat dikatakan sebagai sosok yang mengerikan untuk lawan Borussia Monchengladbach. Berposisi sebagai gelandang serang, pria berusia 28 tahun ini justru menjadi top skor sementara timnya sejauh ini.

Total dirinya telah mencetak dua gol di Bundesliga Jerman, berdampingan dengan Lars Stindl yang merupakan Second Striker milik Gladbach. Selain itu, dirinya juga menjadi salah satu pemain yang mencetak satu dari dua gol Monchengladbach di kandang Inter Milan.

Statistiknya sebagai seorang gelandang serang pun kian mengkilap dengan memuncaki top assists klubnya di ajang Bundesliga Jerman. Total ada empat assists yang ia torehkan, unggul dua assists dari Marcus Thuram di bawahnya.

Diprediksi akan ditempatkan di sisi sayap kanan dalam formasi 4-2-3-1 saat melawan Real Madrid nanti, sudah menjadi tugas Toni Kroos dan Ferland Mendy untuk menghentikannya. Bila tidak, dirinya akan bergerilya di sisi sayap pertahanan Los Blancos untuk memberikan umpan, atau mengoyak jala Thibaut Courtois.

2. Hadangan Tembok Jerman Bernama Florian Neuhaus

Jika di Real Madrid ada Casemiro yang berposisi sebagai gelandang tengah maupun bertahan, di Borussia Monchengladbach ada Florian Neuhaus. Pemain yang sering digunakan pelatih Marco Rose sebagai gelandang bertahan ini memiliki catatan apik di usianya yang masih muda.

© Squawka
Perbandingan Florian Neuhaus vs Casemiro Copyright: SquawkaPerbandingan Florian Neuhaus vs Casemiro

Masih berusia 23 tahun, Neuhaus setidaknya mencatatkan empat keunggulan dari 10 perbandingan dengan Casemiro. Keunggulan tersebut terletak pada akurasi passing pendek dan panjang, lalu banyaknya jumlah pelanggaran yang diterima, serta persentase kemenangan dalam duel di udara.

Tentunya hal ini menjadi catatan tersendiri untuk para gelandang Real Madrid seperti Federico Valverde, Casemiro, hingga Toni Kroos. Jika tidak seksama, akurasi umpan serta duel di udara yang dimiliki oleh Neuhaus dapat mengancam lini pertahanan Los Blancos.

3. Pembuktian Marco Rose

© Lars Baron/Getty Images
Marco Rose, pelatih Borussia Monchengladbach Copyright: Lars Baron/Getty ImagesMarco Rose, pelatih Borussia Monchengladbach

Sejak dipilih menjadi pelatih kepala Borussia Monchengladbach pada 1 Juli 2019 silam, Marco Rose langsung menuai sorotan. Total 49 laga Monchengladbach telah ia nakhodai, dengan raihan 1,8 poin per-laganya.

Terhitung sejak kehadirannya, Borussia Monchengladbach menjadi tim yang gemar mencetak minimal satu hingga dua gol per-laganya. Satu-satunya laga terakhir yang membuat Gladbach gagal mencetak gol saat kalah dari Borussia Dortmund dengan skor 0-3 pada 19 September 2020 lalu.

Selain itu, dilansir dari situs Marca, gaya permainan langsung dan 'bar-bar' yang diterapkan oleh Marco Rose diprediksi akan menyulitkan skuat Real Madrid nantinya.

Gaya permainan yang diterapkan oleh Marco Rose di Gladbach tak lepas dari pengalamannya saat masih bermain di Mainz 05 dan mendapatkan ilmu sepak bola dari pelatih Jurgen Klopp.

Kehebatan Klopp kala itu berhasil membuat Mainz sanggup dua kali sukses promosi ke Bundesliga Jerman pada awal kariernya. Sejak saat itu, Rose tidak pernah meninggalkan Mainz meski sempat terlempar ke skuat cadangan di tahun 2010, sebelum akhirnya pensiun tahun 2011.

Sepeninggalan Klopp pada tahun 2008, Rose pun masih tetap mengabdi untuk Mainz meski dengan status berbeda. Klub saat itu menunjuk Thomas Tuchel yang kini melatih Paris Saint-Germain.

Tuchel langsung mengangkat Rose yang merupakan pemain senior dan sudah lama berada di klub, menjadi asistennya. Dari sini ia mulai belajar menekuni dunia kepelatihan.

4. Magis Borussia-Park

© Stuart Franklin/Bongarts/Getty Images
Borussia Park, kandang Borussia Monchengladbach Copyright: Stuart Franklin/Bongarts/Getty ImagesBorussia Park, kandang Borussia Monchengladbach

Magis Borussia-Park untuk Borussia Monchengladbach memang layak menjadi momok untuk Real Madrid. Pasalnya, pada musim lalu Borussia Monchengladbach menjadi tim kedua terkuat di kandangnya sendiri.

Statistik dari Bundesliga Jerman mencatat, Borussia Monchengladbach menjadi tim kedua terkuat di kandangnya sendiri, dengan meraih 38 poin dari kemungkinan 51 poin (12 kali menang, dua imbang, dan tiga kali kalah).

Catatan tersebut hanya kalah dari sang jawara bertahan, Bayern Munchen, dengan raihan 41 poin dari kemungkinan 51 poin. Sementara di musim ini, Monchengladbach baru dua kali main di kandang dengan keduanya meraih hasil imbang.

Tentunya, hal ini menjadi momok untuk Real Madrid, mengingat Real Madrid hanya memiliki catatan sekali menang dari empat laga saat bertemu dengan Monchengladbach.

Dari empat laga tersebut, Real Madrid hanya memenangkan sekali laga di Santiago Bernabue dengan skor 5-0. Sisanya, Los Blancos menelan dua kali imbang dan sekali kalah, termasuk kekalahan 5-1 di Borussia Park.

5. Adrenalin Melawan Tim Besar

© Marco Luzzani/Getty Images
Selebrasi pemain Borussia Monchengladbach usai mencetak gol ke gawang Inter Milan Copyright: Marco Luzzani/Getty ImagesSelebrasi pemain Borussia Monchengladbach usai mencetak gol ke gawang Inter Milan

Percaya atau tidak, Borussia Monchengladbach selalu menjadi tim kuda hitam ketika melawan tim-tim berlabel besar. Wakil Jerman satu ini selalu dapat menjadi batu sandungan untuk mereka yang awalnya selalu diandalkan.

Kita dapat mengulang kejadian di mana mereka dapat menahan tim sekelas Manchester City di tahun 2016 lalu dengan skor 1-1 di Borussia-Park. Lalu menahan Inter Milan dengan skor 2-2 pada minggu lalu.

Belum lagi saat merepotkan Juventus di tahun 2015, baik kandang maupun tandang, yang mana keduanya berakhir imbang. Dan terakhir, pada musim lalu mampu mengalahkan AS Roma 2-1 di Borussia-Park.

Melawan Real Madrid, bukan tidak mungkin untuk Borussia Monchengladbach menghadirkan kembali kejutan untuk para pencinta sepak bola. Terlebih, Real Madrid saat ini tengah mencari konsistensinya di atas lapangan.