Liga Indonesia

3 'Kekacauan' yang Terjadi Akibat Liga 1 2020 Ditunda

Jumat, 30 Oktober 2020 18:48 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Herry Ibrahim
 Copyright:

FOOTBALL265.COM - PSSI telah memutuskan lanjutan Liga 1 2020 digulirkan awal tahun depan. Hal itu lantas menimbulkan sejumlah kekacauan terkait finansial klub, kontrak pemain hingga membuat wasit kehilangan mata pencaharian.

Seperti diketahui, klub, pemain dan wasit di Indonesia banyak menggantungkan hidup di sepak bola. Karenanya, ketika kompetisi vakum berbulan-bulan akibat pandemi, banyak pelaku sepak bola yang terkena dampak.

Klub Liga 1 seperti Borneo FC dan Persita Tangerang secara terbuka menyatakan merugi karena penangguhan kompetisi. Pasalnya, tim telah berlatih dalam dua bulan terakhir dan tetap membayar gaji pemain meski ada kesepakatan perubahan kontrak (besaran gaji).

"Kami sudah menyiapkan semuanya di Jogja, termasuk panpel dan juga tiket penerbangan untuk 46 orang. Selain itu juga uang muka untuk hotel di Madura. Semua harus terbuang sia-sia," ujar manajer Borneo FC, Farid Abubakar ketika kick off Liga 1 pada awal bulan ini dibatalkan H-3.

Selama vakumnya Liga 1 2020, klub peserta memang tidak memiliki pemasukan lain, bahkan sponsor pun membatasi dana. Selama ini, sumber dana terbesar klub adalah dari tiket pertandingan karena penjualan merchandise tidak seramai klub-klub Eropa.

Ditundanya kompetisi hingga awal tahun depan juga memunculkan masalah lain yakni terkait kontrak pemain. Rata-rata pemain asing maupun lokal di klub Liga 1 memiliki kontrak hingga akhir musim atau akhir tahun.

Dengan tidak adanya kompetisi hingga akhir tahun, bisa dipastikan kontrak tersebut berakhir. Hal ini tentu merepotkan karena klub harus melakukan negoisasi ulang, bahkan pemain kesulitan mencari klub baru di luar negeri karena bursa transfer pun telah ditutup.

"Itu dia (kasihan pemain mau cari klub baru tapi bursa transfer sudah tutup). Ini semuanya tidak jelas (liga), seolah ada kepentingan tertentu," cecar salah satu agen pemain asing, Aggy Eka.

Selain dua hal di atas, dampak ditangguhkan Liga 1 juga dirasakan wasit. Pengadil lapangan seperti Oki Dwi Putra dan Thoriq Alkatiri mengaku mengalami kesulitan dari mengatur kondisi fisik, mental hingga finansial.

"Kalau denger kabar kaya gitu (liga ditunda) ya kecewa juga, kemudian secara motivasi juga menurun. Karena dengan Covid yang beberapa waktu kita berusaha latihan kembali meningkatkan performance, sudah ada signal liga dimulai, secara psikologi dan mental kita sudah siap untuk bertugas kembali," kata Oki Dwi Putra.

"Sekarang wasit dibayar per petandingan, kalau tidak ada pertandingan mereka pasti tidak dibayar dan tidak ada pemasukan," pungkas Sonhadji selaku Ketua Komite Wasit PSSI.