In-depth

Menghitung Hari Perpisahan Andrea Pirlo dengan Juventus

Sabtu, 31 Oktober 2020 18:05 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Twitter @Pirlo_official
Tak kunjung menemukan perfoma terbaik untuk tim raksasa Serie A Italia, Juventus, masa depan Andrea Pirlo pun ditentukan dalam hitungan beberapa laga ke depan. Copyright: © Twitter @Pirlo_official
Tak kunjung menemukan perfoma terbaik untuk tim raksasa Serie A Italia, Juventus, masa depan Andrea Pirlo pun ditentukan dalam hitungan beberapa laga ke depan.

FOOTBALL265.COM - Tak kunjung menemukan perfoma terbaik untuk tim raksasa Serie A Italia, Juventus, masa depan Andrea Pirlo pun ditentukan dalam hitungan beberapa laga ke depan.  

Mantan bintang lapangan tengah Timnas Italia, Andrea Pirlo, resmi ditunjuk melatih Juventus pada awal musim ini. Kabar ini langsung menggemparkan banyak pihak. 

Tak ada yang menyangka Presiden Bianconeri, Andrea Agnelli, menunjuk Andrea Pirlo yang belum memiliki pengalaman untuk melatih tim sebesar Juve. 

Satu-satunya pengalaman Pirlo hanyalah melatih tim Juventus U-23 selama beberapa pekan. Namun, keputusan sudah dibuat, Pirlo dinilai Agnelli memiliki kapasitas untuk menjalankan peran tersebut. 

Partai pertama Andrea Pirlo bersama Juventus dijalani dengan amat baik di mana mereka menggilas Sampdoria dengan skor 3-0. Namun setelah itu, publik mulai ragu dengan kemampuan Pirlo. 

Di bawah Pirlo, Juve meraih hasil imbang tiga kali beruntun di Serie A, masing-masing melawan AS Roma (2-2), Crotone (1-1), dan Verona (1-1). Kemenangan atas Napoli sendiri diraih dengan WO. 

Jelas ini bukan hasil ideal bagi sang juara bertahan. Sampai pekan kelima, Juve ada di posisi kelima dan belum menyentuh tiga besar. 

Hasil kurang lebih sama terjadi di Liga Champions. Meski meraih kemenangan atas Dynamo Kiev di matchday pertama, mereka dilumat Barcelona 2-0 di Allianz Stadium.

Eksperimen Berujung Petaka

Salah satu hal yang paling disorot dari performa Andrea Pirlo di Juventus adalah kegemarannya dalam bereksperimen. Sampai saat ini, Pirlo belum menemukan Starting XI dengan formasi yang mantap. Hampir tiap laga, Pirlo memainkan formasi berbeda dan pemain-pemain yang berbeda pula di posisinya.

Pada awalnya, Andrea Pirlo terinsipirasi berat oleh Antonio Conte dalam kepelatihannya. Hal ini yang diyakini dibawa Pirlo dalam presentasinya di hadapan Andrea Agnelli. 

Pirlo tak segan langsung memakai formasi 3-5-2 kesukaan Conte di debut profesionalnya bersama Juventus. Hasilnya? Pirlo sanggup melumat Il Samp besutan Claudio Ranieri dengan tiga gol tanpa balas. 

Saat itu Pirlo menduetkan Cristiano Ronaldo dan Dejan Kulusevski di lini depan. Formasi ini sendiri fleksibel dan menjadi 3-4-1-2. 

Akan tetapi, gaya melatih Conte seakan berubah drastis semenjak Juve resmi mendatangkan Federico Chiesa. Andrea Pirlo terlihat keteteran untuk menyusun formasi yang cocok demi mengakomodir peran Chiesa. 

Seperti diketahui, Chiesa adalah winger dengan posisi natural sebagai penyerang sayap kanan. Anak dari legenda Enrico Chiesa itu cocok bermain dalam formasi 4-3-3 atau pun 3-4-3. 

Maka dari itu, apabila Pirlo menggunakan formasi 3-5-2, jelas peran Chiesa akan terpangkas. Sementara Pirlo enggan menggunakan formasi 4-3-3 yang selama ini digunakan Juventus di bawah Allegri dan Maurizio Sarri. 

Untuk mengakali ini, Andrea Pirlo menggunakan formasi 4-3-1-2 dan 4-3-2-1. Ternyata, menggunakan dua formasi ini tetap tidaklah mudah. Sebab, akan ada pemain penting yang harus dikorbankan, bisa Chiesa atau pun Cristiano Ronaldo. 

© Daniele Badolato - Juventus FC/Juventus FC via Getty Images
Alvaro Morata dari Juventus mengontrol bola selama pertandingan fase Grup G Liga Champions UEFA antara Juventus dan FC Barcelona Copyright: Daniele Badolato - Juventus FC/Juventus FC via Getty ImagesAlvaro Morata dari Juventus mengontrol bola selama pertandingan fase Grup G Liga Champions UEFA antara Juventus dan FC Barcelona

Andai saja Pirlo bisa tetap pada pendiriannya untuk menggunakan formasi 3-5-2, mungkin ia tak perlu mengutak-ngatik formasi yang ada. Kedatangan Chiesa merubah rencana Pirlo. 

Kecuali, jika Andrea Pirlo mau menghilangkan gengsinya dengan kembali ke formasi 4-3-3 Juventus yang terdahulu. Duet duo sayap Ronaldo di kiri dan Chiesa di kanan adalah impian banyak klub. 

Pirlo juga disoroti dalam penempatan posisi pemain. Pirlo kerap ekstrem memasang pemainnya di posisi tertentu. 

Dejan Kulusevksi misalnya. Baru sejumlah laga awal musim bersama Pirlo di Juventus, ia sudah main jadi striker, second striker, dan gelandang. Ronaldo pun dibuat Pirlo menjadi striker tengah berduet dengan Morata. Sesuatu yang hampir tak terlihat saat ia di Man United dan Real Madrid.