Menghitung Hari Barcelona Menuju Kebangkrutan Akibat Salah Asuh

Presiden interim Barcelona saat ini, Carles Tesquets pastinya paham betul akan gunung besar yang sedang menghadang masa depan timnya. Ia sadar akibat virus corona, pendapatan Barcelona alami penurunan signifikan.
Maklum saja, Barcelona selama ini mendapat ceruk besar pendapatannya dari tiket pertandingan, penjualan pernak-pernik klub, bonus kompetisi hingga pariwisata. Kini dengan adanya virus corona, Barcelona setidaknya sudah kehilangan uang dari tiket dan pariwisata.
Sedangkan beban gaji yang ditanggung Barcelona musim ini sangatlah besar, bahkan salah satu klub Eropa dengan beban gaji tertinggi. Oleh karena itu, pemotongan gaji harus segera dilakukan untuk menyelamatkan keuangan klub.
“Fokus utama kami saat ini adalah masalah finansial. Pandemi virus corona telah berpengaruh banyak kepada Barcelona,” ujar Tesquets seperti yang dilansir dari AS.
Sebenarnya jika ingin merunut apa yang salah dengan Barcelona, kita bisa mundur ke belakang ketika terjadi pergantian presiden. Di mana pada saat masa pemerintahan Juan Laporta, Barcelona sedang jaya-jayanya dengan salah satu akademi terbaik bernama La Masia.
Kemudian ketika masuk presiden baru bernama Sandro Rosell yang lalu digantikan Josep Bartomeu, Barcelona mulai menggali kuburannya sendiri. Fokus sang presiden yang lebih mengutamakan sisi komersial dibanding pembangunan pemain muda membuat La Masia seperti mati suri.

Imbasnya, dari yang dulunya Barcelona jarang-jarang membeli pemain bintang menjadi hobi berbelanja besar di bursa transfer. Soalnya tak ada pemain muda mumpuni yang bisa diciptakan La Masia akibat dianak tirikan oleh presiden klub.
Alhasil datanglah sejumlah pemain bintang dengan nominal transfer besar macam Luis Suarez, Philippe Coutinho Ousmane Dembele hingga Antoine Griezmann. Pemain yang didatangkan dengan mahal itupun harus digaji tinggi, itulah awal mula kebangkrutan tim.
Sejatinya memikul beban gaji tinggi tidak masalah asal ada pendapatan banyak juga, masalahnya sekarang itu sulit terjadi akibat virus corona. Lebih menyedihkan lagi, bintang-bintang yang didatangkan dengan mahal seperti Suarez, Arturo Vidal dan Ivan Rakitic dijual dengan murah.
Padahal jika mau lebih gigih atau bijak di bursa transfer, seharusnya bintang seperti Suarez tak boleh dilepas begitu saja secara gratis, ke klub rival pula yaitu Atletico Madrid. Tentu ini semua salahnya Josep Bartomeu yang membawa Barcelona pada jurang kehancuran.
Siapa juga presiden klub yang dengan licik sampai rela membayar tim sosial media hanya untuk menyerang pemainnya (Gerard Pique), ya hanya Bartomeu. Ketimbang memikirkan keuangan klub, ia malah bermain politik di sini.
Sayang ia kini sudah terjun dan turun dari kapal dengan sekoci untuk menyelamatkan diri meninggalkan Barcelona di ambang kebangkrutan. Sejatinya masih ada waktu bagi Barcelona untuk menyelamatkan diri dan kita sekarang hanya bisa menghitung hari sampai 5 November.