FOOTBALL265.COM - Meski Bruno Fernandes belum menemukan performa terbaiknya, pelatih Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer masih mempercayakan gelandang asal Portugal itu untuk menjadi tulang punggung Setan Merah.
Fernandes telah mengubah warna permainan Manchester United sejak bergabung ke Old Trafford pada bursa transfer Januari 2020. Mantan pemain Sporting Lisbon ini membawa inovasi di lini tengah serta menawarkan solusi bagi para penyerang.
Apa yang kurang dari Manchester United, Fernandes menutupi semuanya. Ia menjadi sosok yang memberikan pengaruh besar di klub, sebagaimana kehadiran Virgil van Dijk mengubah pertahanan Liverpool.
Nasib Manchester United benar-benar berubah sejak kehadiran Bruno Fernandes. Mereka melalui rangkaian 14 pertandingan tak terkalahkan hingga akhir musim 2019/2020. Sempat berada di zona merah, Setan Merah finis ketiga di Liga Inggris musim lalu.
Menurut catatan dari data Eurosport, Fernandes membuat delapan gol dan tujuh asis pada musim 2019/2020. Tanpa kehadiran pemain 26 tahun tersebut, mungkin Manchester United tidak akan tampil di Liga Champions musim ini dan pemecatan terhadap Ole Gunnar Solskjaer datang lebih cepat.
Bisa dimaklumi jika Solskjaer memutuskan membangun skuat Manchester United dengan Fernandes sebagai intinya. Pemain Timnas Portugal itu tak hanya menjadi kartu aktif untuk membantu gaya menyerang, ia juga menjadi pemimpin timnya.
Fernandes memiliki karakter yang kuat dan tidak kenal takut. Karena ingin timnya menang, dia siap menegur Victor Lindelof saat menyaksikan bek asal Swedia itu menunjukkan kurangnya konsentrasi kala ditekuk Sevilla 1-2 pada ajang Liga Europa 2019/2020.
Bruno Fernandes Mulai Menurun
Solskjaer berutang banyak kepada Fernandes, tetapi perasaannya terhadap pemain ini menjadi buta. Penurunan performa bekas gelandang Udinese ini terbukti di musim 2020/21 ketika ia tidak lagi tampil semarak dan efektif seperti saat pertama kali bergabung dengan klub.
Di Liga Inggris musim ini, Bruno Fernandes baru membuat tiga gol dan dua asis sejauh ini. Pun di Liga Champions, dia baru memanen satu gol dan satu asis.
Dalam pertandingan melawan Istanbul Basaksehir di matchday ketiga grup Liga Champions, 5 November, Bruno Fernandes memperlihatkan penampilan terburuk.
WhoScored mencatat, Fernandes telah kehilangan bola sebanyak 34 kali, angka yang sangat mengkhawatirkan. Tingkat operan yang berhasil di sepertiga terakhir lapangan untuk gelandang Portugal mencapai 63,5%. Parahnya tidak ada situasi yang membuka peluang untuk mencetak gol.
Fernandes juga mencatatkan empat tembakan hingga akhir laga, namun hanya sekali bola mengenai sasaran. Pemain yang sempat berseragam Sampdoria itu juga sering deadlock dalam banyak situasi, membuat dirinya tidak banyak mengancam di lini pertahanan Istanbul Basaksehir.
Solskjaer pernah menerima peringatan tentang terlalu bergantung pada Bruno Fernandes. Baru-baru ini, Fernandes juga menunjukkan tanda-tanda kelelahan, yang mengakibatkan hilangnya sentuhan terbaiknya. Namun, juru taktik asal Norwegia masih terus memainkan pemain yang memiliki kontrak senilai 47 juta poundsterlin tersebut.
Jangan Terus Paksakan Bruno Fernandes, Solskjaer!
Musim lalu, Fernandes harus bermain setiap pertandingan karena Solskjaer tidak punya opsi di lini tengah. Masalah itu teratasi ketika Manchester United merekrut Donny van de Beek pada musim panas 2020 untuk menciptakan kedalaman skuat.
Pertandingan besar pertama Van de Beek untuk Manchester United di Old Trafford adalah melawan RB Leipzig pada ajang Liga Champions. Gelandang Timnas Belanda bermain aktif dan berkontribusi dalam kemenangan 5-0 Setan Merah.
Saat menghadapi Istanbul Basaksehir, Solskjaer menurunkan Fernandes dan Van de Beek menjadi starter, tetapi kombinasi ini tidak efektif. Gelandang asal Portugal itu memudar dalam serangan dan bertahan, dan kehilangan bola sebanyak 17 kali di babak pertama seperti catatan statistik dari Eurosport.
Ketika Solskjaer melakukan pergantian personel, dia memutuskan untuk menarik Van de Beek, bukan Fernandes. Mantan gelandang Ajax ini terbukti lebih efektif dalam hal menahan bola, dan pada saat yang sama memberikan banyak umpan kreatif kepada lini depan Manchester United.
Bukti di atas bukan berarti bahwa Fernandes tiba-tiba menjadi pemain yang buruk. Dia tetap menjadi salah satu gelandang serang terbaik di Liga Inggris. Namun, Manchester United sudah terlalu bergantung pada jebolan Boavista tersebut.
Fernandes memang pernah menjadi penyelamat Manchester United keluar dari lubang pada musim 2019/2020. Tapi setelah itu, mereka terpeleset dan tenggelam karena kesalahan lini pertahanan dan individu lainnya yang tidak semestinya.
Bruno Fernandes berusaha mengembalikan performa terbaik timnya, tetapi dia sendiri dan tidak bisa melakukan segalanya. Mungkin, ini saatnya bagi Manchester United untuk mencari solusi lain di lini tengah, alih-alih terus menggembos pemain bernomor punggung 18 itu.
UnitedInFocus pernah berpendapat bahwa Manchester United harus memberikan banyak kepercayaan kepada pemain lain seperti Van de Beek atau Juan Mata, sehingga bisa mengurangi beban Fernandes.
Solskjaer juga perlu menciptakan rotasi untuk Bruno Fernandes. Kelelahan pemain yang hanya membuat rival Manchester City itu terus terpuruk.
Namun, itu tetap penting bagi pemai Manchester United lainnya. Mereka harus mengurangi kesalahan fatal seperti yang dilakukan Paul Pogba saat melawan Arsenal. Di lini pertahanan juga perlu bermain lebih fokus dan berusaha.
Semua penggawa Manchester United harus bersama-sama membawa klub bangkit, bukan hanya mengandalkan Bruno Fernades seorang.