Pedih, Michael Carrick Dipandang Sebelah Mata Sepanjang Kariernya
Pada awal tahun 2000-an, Inggris dihiasi gelandang-gelandang hebat seperti Frank Lampard, Steven Gerrard, dan Paul Scholes. Akan tetapi, nama Michael Carrick tidak bisa dipungkiri, lebih tidak terkenal ketimbang ketiganya.
Lampard dengan catatan golnya yang mentereng, Gerrard punya naluri juara dan passion-nya, Scholes dikenal dengan kecakapan secara teknis. Carrick? Tidak banyak yang membicarakan dirinya pada saat itu.
Carrick sendiri adalah sosok pemain yang pendiam, tenang, dan terukur. Dengan sifat-sifat seperti ini, bukankah seharusnya publik sepak bola menyukainya?
Akan tetapi, dalam permainannya, Carrick lebih suka memberi panggung untuk para bintang dengan nama besar - hal yang mungkin menjadikannya kurang mendapat spotlight karena sejumlah kualitas yang ia miliki seolah terkubur dan tidak terlihat.
Tidak hanya di level klub, Carrick juga sempat ‘diabaikan’ oleh sejumlah pelatih Timnas Inggris, sebut saja Sven-Goran Eriksson dan Fabio Capello.
Contohnya, saat ajang Piala Dunia 2010 ia tersisih oleh Gareth Barry, lalu pada 2012 ia juga didepak Roy Hodgson dari skuat, dan sewaktu Piala Dunia 2014 ia pun tidak dibawa ke Brasil.
Hal ini juga sejalan dengan lanjutan pernyataan Luke Shaw tadi, bahwa Carrick adalah pemain underrated, bahkan di level Timnas. Di skuat The Three Lions, ia pun kalah pamor dari Frank Lampard dan Steven Gerrard.
“Dia (Carrick) tidak banyak digunakan Timnas Inggris. Bagi saya, dia bukan hanya pemain yang berdiri di depan empat pemain belakang dan membereskan serangan lawan, dia adalah salah satu gelandang terbaik yang pernah saya lihat,” ucapnya lagi.
“Lihat caranya memainkan bola, dia tidak takut menjajal hal baru, dan salah satu yang terbaik pada masanya. Jika diamati, orang-orang harusnya sadar ia berkompetisi dengan para pemain hebat seperti Frank Lampard dan Steven Gerrard,” tambahnya.
Michael Carrick lahir di Wallsend, Inggris, tumbuh sebagai penggemar Newcastle United dan sudah bermain sepak bola saat usianya empat tahun.
Ia membela Wallsend Boys Club saat masih kecil sebelum ke West Ham United dan mengubah perannya sebagai penyerang tengah jadi gelandang tengah. Setelah dipinjamkan ke klub lain sampai dua kali, Carrick pindah ke Tottenham Hotspur.
Berseragam Spurs selama periode 2004 sampai dengan 2006, Carrick lalu direkrut Manchester United dan di klub inilah ia mengabdikan diri selama 12 tahun.
Meski sering dianggap sebagai pemain yang underrated, Michael Carrick adalah salah satu aset Manchester United dan Timnas Inggris yang berharga, tidak kalah dari Frank Lampard dan Steven Gerrard.