FOOTBALL265.COM - General Manager Arema FC, Ruddy Widodo meminta publik sepak bola di Malang Raya untuk berpikir lebih jernih dalam melihat isu perihal dualisme klub yang kini kembali muncul.
Dalam konteks ini, pihaknya ingin publik mengacu pada eksistensi klub saat ini. Yaitu ketika setiap klub profesional sudah dinaungi badan hukum berupa Perseroan Terbatas, bukan lagi yayasan.
Sementara isu yang diapungkan massa aksi masih berpihak pada kepemilikan klub di masa lalu. Yaitu ketika Arema masih berlaga di era Liga Indonesia, tepatnya ketika masih dinaungi yayasan.
Dan faktanya, Arema FC bernaung di bawah badan hukum yang berbeda. Legalitas Arema FC berada di bawah PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (AABBI) sejak 2016 lalu.
"Dalam lima atau enam tahun terakhir ini. Kira-kira ada tidak di PSSI, tim (profesional) dikelola oleh yayasan," ujar Ruddy Widodo.
"Misalnya, Bali United, apa dikelola oleh yayasan?," manajer kelahiran Madiun itu bertanya balik.
Hal ini sebagai respon atas aksi massa yang tergabung dalam gerakan Make Malang Grate Again (MMGA), pekan lalu. Mereka masih menganggap Arema dilanda dualisme, sehingga harus segera diselesaikan.
Sedangkan terkait tim, dua Arema sudah mengikuti kompetisi resmi PSSI sejak 2017 lalu. Arema FC hingga kini masih eksis di jajaran kompetisi Liga 1, sementara Arema Indonesia turun di ajang Liga 3 Regional Jawa Timur.