FOOTBALL265.COM – Mudah untuk mengingat kontribusi seorang penyerang dan gelandang serang ketimbang seorang gelandang bertahan. Kalimat ini pantas diberikan kepada Pierre-Emile Hojbjerg yang kini jadi nyawa bagi Jose Mourinho dan Tottenham Hotspur.
Berbicara mengenai performa Tottenham di awal-awal musim 2020/21 ini, semua pasti sepakat bahwa apa yang ditampilkan The Lilywhites merupakan sebuah penampilan yang apik dan konsisten.
Tottenham sementara ini bahkan memuncaki klasemen sementara Liga Inggris 2020/21 usai meraih kemenangan 2-0 atas Manchester City di pekan ke-9 lalu.
Tentunya pencapaian ini tak lepas dari tangan Mourinho. Namun, The Special One atau The Experienced One hanyalah otak yang mengendalikan permainan dari luar lapangan. Tak pelak ia butuh bidak untuk mengaplikasikan idenya.
Beberapa pemain pun mulai mengaplikasikan ide dari Mourinho. Hasilnya pun dapat ditebak, beberapa pilar seperti Harry Kane dan Son Heung-min mampu tampil menggila bersama Tottenham.
Dua sosok ini disebut-sebut menjadi kuncil lain dari performa apik Tottenham. Wajar bila anggapan tersebut hadir. Apalagi jika dilihat dari torehan keduanya sejauh ini.
Di Liga Inggris 2020/21, Son Heung-min yang menjadi winger atau pembantu Harry Kane mampu menorehkan sembilan gol dan dua assist dengan total 11 kontribusi gol.
Sedangkan Harry Kane, tampil lebih moncer dan lebih komplit dengan mencetak tujuh gol dan sembilan assist atau total 16 kontribusi gol di sembilan laga saja di Liga Inggris 2020/21.
Torehan keduanya diyakini menjadi kunci kebangkitan Tottenham. Namun, dua pemain tersebut bukanlah ruh dari permainan Spurs di bawah Mourinho. Keduanya hanya bertugas merampungkan pekerjaan.
Justru, ruh atau nyawa Jose Mourinho dan Tottenham Hotspur di musim 2020/21 ini sendiri ada pada sosok Pierre-Emile Hojbjerg. Sosok yang baru didatangkan pada musim panas 2020 lalu.
Kembali ke paragraf awal, mudah memang mengingat kontribusi penyerang dan gelandang serang di sepak bola, apalagi di era modern saat ini yang semuanya hanya dilihat dari gol dan assist saja.
Dengan fakta di era sepak bola modern seperti ini, nama Harry Kane dan Son Heung-min pun melejit. Sinar keduanya melejit berdasarkan statistik. Tapi tidak untuk Hojbjerg yang memang lewat statistik ‘gol dan assist’ tak begitu mentereng.
Ada baiknya sekarang mengingat peran Hojbjerg. Sematan sebagai nyawa permainan Mourinho dan Tottenham memang bukanlah sebuah sematan yang dilebih-lebihkan. Pada dasarnya, itu merupakan fakta di lapangan.
Dalam skema 4-2-3-1 atau 4-3-3 Mourinho, Hojbjerg bertugas di lini tengah sebagai dirigen permainan dan juga pemutus alur serangan lawan. Peran ini cukup sulit dilakukan.
Dengan dua atribut tersebut, Hojbjerg seakan mampu beradaptasi dalam permainan bertipe penguasaan bola ataupun permainan dengan pola defensif yang kerap diperagakan Mourinho.
Butuh bukti mengapa Hojbjerg benar-benar menjadi ruh bagi permainan Mourinho dan Spurs? Pemain berusia 25 tahun ini menjadi pemain yang sering menyentuh bola bagi Tottenham dengan catatan 809 sentuhan dalam 810 menit bermain atau satu sentuhan setiap satu menit.
Dengan kata lain, Mourinho menginstruksikan skuat Tottenham untuk memberi bola ke Hojbjerg demi mengatur permainan. Catatan tersebut pun kian dilengkapi dengan fakta bahwa dirinya adalah pemain Spurs yang paling banyak melakukan umpan.
Dua catatan itu cukup untuk menggambarkan cara kerja Hojbjerg sebagai dirigen dalam orkes yang dibangun Mourinho. Lalu, bagaimana peran Hojbjerg saat Mourinho meminta Spurs bermain defensif?
Dalam permainan defensif, Hojbjerg ternyata mampu menjalani peran sebagai pemutus alur serangan lawan.
Hal ini terlihat catatan di mana dirinya menjadi pemain Spurs yang paling sering membuat tekel (29), mendapat penguasaan bola (64), pemain yang sering melanggar lawan sembari menciptakan 18 sapuan.
Empat catatan ini seakan menggambarkan Mourinho memiliki pemain favorit baru di pola defensifnya di Spurs. Sebelumnya, pria asal Portugal ini memiliki sosok seperti Michael Essien, Esteban Cambiasso untuk menjalankan peran yang sama dengan Hojbjerg.
Tentu ada baiknya saat ini untuk memandang peran Pierre-Emile Hojbjerg. Memang dirinya tak segarang Harry Kane dan Son Heung-min. Namun, tanpanya, Jose Mourinho takkan bisa mengaplikasikan pola permainannya di Tottenham Hotspur.