FOOTBALL265.COM - Frank Lampard punya dua opsi untuk Olivier Giroud di klub Liga Inggris, Chelsea, yakni buang atau pertahankan. Yang mana yang akan dipilih sang manajer?
Bagi sebagian orang, Giroud dianggap sebagai pemain tua yang sudah selayaknya dilepas The Blues, mengingat usianya yang sudah menginjak 34 tahun. Apalagi, ia bukan pilihan pertama di skuat Lampard.
Pemain kelahiran 30 September 1986 tersebut diboyong Chelsea dari Arsenal pada 2018. Meski bukan idola favorit di Stamford Bridge, ia turut mempersembahkan trofi Piala FA dan Liga Europa selama berseragam biru London.
Salah satu prestasi Giroud yang paling mentereng adalah top skor Liga Europa di mana Chelsea juga tampil sebagai juara pada musim 2018-2019. Ia pun menyumbang satu dari empat gol kemenangan saat partai final kontra Arsenal di Baku, Azerbaijan.
Musim ini, nama Giroud kembali diperbincangkan setelah mencetak quattrick melawan Sevilla, Kamis (3/12/20). Aksinya ini cukup untuk membungkam Los Palanganas empat gol tanpa balas.
Seluruh gol yang diciptakannya pun seolah lengkap lantaran berasal dari kaki kiri, kaki kanan, header, dan pamungkasnya adalah tendangan dari titik putih.
Walaupun mendapat banyak pujian dari penggemar bahkan Frank Lampard sendiri, Olivier Giroud tetap pelapis yang berada di balik bayang-banyang sang junior, Tammy Abraham.
Belum lagi, kemunculan Timo Werner ternyata cukup mengancam posisinya di pick order skuat Chelsea. Tidak heran, kabar yang menyebutnya ingin hengkang terus berhembus.
Giroud kemungkinan besar akan mencari jalan dan peluang untuk hengkang dari Chelsea saat bursa transfer Januari mendatang. Salah satu klub yang paling santer dikaitkan dengannya adalah Inter Milan.
Ya, usia dan status di skuat adalah dua faktor yang paling mendukung kepindahan Olivier Giroud ke tempat yang lebih potensial dan menjanjikan.
Keberhasilannya mencetak quattrick tempo hari pun seperti menampilkan dilema tersendiri. Seperti diketahui, berkat capaian itu, Giroud dinobatkan sebagai pemain tertua yang mencetak tiga gol dalam satu laga di Liga Champions.
Di satu sisi, produktivitasnya sebagai striker jelang usia senja sepak bola layak diacungi jempol. Namun di sisi lain, kata ‘pemain tertua’ pada predikat di atas adalah alarm bagi Giroud untuk segera menentukan masa depannya di Chelsea.