FOOTBALL265.COM - Di usianya yang masih belia, Jens Petter Hauge mampu beradaptasi dengan baik dan cepat di tim barunya AC Milan, apa rahasia di balik itu?
Pemain muda AC Milan, Jens Petter Hauge, tengah menjadi sorotan. Bintang asal Norwegia itu tampil cemerlang di awal musim 2020-2021 bersama I Rossoneri.
AC Milan diketahui berhasil mengandaskan perlawanan Sparta Praha dengan skor 1-0 dalam laga ke-6 Grup H Liga Europa 2020/21, Jumat (11/12/2020) dini hari WIB.
Jens Petter Hauge menjadi pencetak gol tunggal dalam laga itu. Ini menjadi gol keenamnya di semua kompetisi sejak fase kualifikasi Liga Europa.
Pada laga matchday ke-5, Hauge juga mencetak gol untuk AC Milan kala menggilas Celtic dengan skor 4-2. Gol itu diciptakan hanya selang dua pekan setelah ia menyumbang gol dalam kemengan Milan atas Napoli.
Hal ini pun terbilang luar biasa bagi Hauge mengingat usianya yang masih terbilang belia, yakni 21 tahun. Ia datang ke AC Milan bukan dari liga besar eropa. Hauge merupakan mantan pemain Bodo/Glimt yang berkompetisi di Liga Norwegia.
Lalu, apa rahasia yang membuat Jens Petter Hauge begitu mudah beradaptasi di AC Milan? Berikut ulasan lengkapnya.
1. Peran yang Sama
Seperti diketahui, AC Milan pertama kali dibuat terpukau oleh Hauge kala melawan Bodo/Glimt di kualifikasi Liga Europa. Saat itu Hauge masih membela Bodo/Glimt.
Dalam laga ketat berkesudahan 3-2 untuk kemenangan I Rossoneri tersebut, Jens Petter Hauge berhasil menciptakan satu gol dan satu assist. Bahkan, ia nyaris menciptakan satu assist lagi di pengujung injury time.
Pada laga itu, Hauge bermain gemilang di pos kiri Bodo/Glimt. Ia bahkan sesekali bertukar posisi ke kanan.
Ciamiknya penampilan Hauge membuat Milan kepincut. Di Milan, Hauge pun cepat beradaptasi.
Faktor utamanya adalah kesamaan posisi yang ia lakoni kala di Glimt dan AC Milan. Hauge sama-sama dimainkan di posisi kiri yang sudah sangat ia kuasai.
2. Tangan Dingin Stefano Pioli
Pelatih AC Milan, Stefano Pioli, tentunya memainkan peranan penting dalam keberhasilan Jens Petter Hauge. Pioli tak ragu untuk memainkannya di pos kiri dalam formasi 4-2-3-1 Milan.
Formasi tersebut sangat cocok untuk Hauge. Ia memiliki keleluasaan untuk beroperasi sebagai pencipta assist maupun mencetak gol.
Salah satu yang patut diacungi jempol adalah kemauan Pioli untuk menurunkannya meski Jens Petter Hauge masih terbilang belia. Padahal, di posisi tersebut ada pemain yang lebih senior seperti Ante Rebic.
Stefano Pioli memiliki kemampuan baik dalam melakukan rotasi pemain agar tiap anak asuhnya mendapatkan kesempatan tampil. Hauge mendapatkan porsi lebih di Liga Europa di mana ia mampu mempertanggungjawabkan kepercayaan itu.
Penampilan apik membawanya pada debut Serie A dan ia lagi-lagi sanggup memberikan penampilan maksimal dengan mencetak gol.
3. Lingkungan Pemain Muda
Faktor lain yang membuat Jens Petter Hauge begitu mudah beradaptasi di AC Milan adalah lingkungan klub yang didominasi oleh pemain muda.
Hal itu sedikit banyak memberikan keyakinan bagi Jens Petter Hauge untuk tampil percaya diri di atas lapangan. Jangan lupakan pula sikap manajemen Milan yang begitu mendukung adanya peremajaan skuad.
Saat ini AC Milan menjadi tim dengan rata-rata usia termuda di lima liga elite Eropa dengan rataan umur 24,5 tahun. Dengan mayoritas pemain muda inilah Hauge dan Milan bisa begitu perkasa di Liga Europa dan Liga Italia.