Liga Spanyol

Jose Mari, Putra Daerah Cadiz yang Kini Jadi Giant Killer di LaLiga

Kamis, 17 Desember 2020 14:12 WIB
Editor: Arum Kusuma Dewi
© Fran Santiago/Getty Images
Jose Mari, kapten Cadiz CF. Copyright: © Fran Santiago/Getty Images
Jose Mari, kapten Cadiz CF.

FOOTBALL265.COM - Cadiz menjadi tim paling mengejutkan di awal-awal musim LaLiga Spanyol 2020/21. Tim promosi ini bahkan sempat menempati peringkat dua klasemen sementara usai melakoni pertandingan kedelapan pada Oktober silam.

Impresifnya lagi, Cadiz sanggup menumbangkan dua tim raksasa Liga Spanyol, yakni Real Madrid (0-1) dan Barcelona (2-1). Klub asuhan Alvaro Cervera itu pun memecahkan sebuah sejarah. Menurut Opta, Cadiz merupakan tim promosi pertama yang sukses mengalahkan Barcelona dan Real Madrid di paruh pertama LaLiga Spanyol dengan format 20 tim. 

Performa apik Cadiz juga tak lepas dari peran sang kapten, Jose Mari Martin-Bejarano. Berbicara dalam sesi conference call LaLiga bersama puluhan jurnalis dari seluruh dunia yang juga dihadiri INDOSPORT, Jose Mari pun mengutarakan kunci penampilan bagus timnya.

“Pertama, rahasianya adalah kami percaya bahwa kami bisa melakukannya dan kami punya skuat yang bagus dengan nilai-nilai baik,” bukanya.

Berjuang bersama rekan-rekan setim sejak lama untuk kembali ke divisi utama Liga Spanyol juga membuat permainan Cadiz makin solid. Paham jika harus bersaing dengan tim-tim kuat Eropa, para pemain sadar tidak punya celah untuk melakukan kesalahan.

“Kami punya tim yang sudah bermain lama dan kami sudah saling kenal banget satu sama lain. Kami juga sudah berjuang bersama-sama. Kami juga tahu tim lain juga mengalami masa-masa sulit. Tapi di laga lawan Madrid dan Barcelona kami bisa memenangkannya.”

“Jadi kadang kita hanya perlu mengerahkan segalanya, bermain menyerang, karena kita tidak akan mendapat banyak kesempatan,” jelas Jose Mari.

Cadiz terakhir kali bermain di kasta pertama LaLiga pada musim 2005/06 lalu. Setelah finish sebagai runner up Segunda Division musim lalu, Jose Mari dkk pun kembali ke divisi utama bersama Huesca dan Elche.

Pemain berusia 33 tahun ini pun tak mau menyia-nyiakan kesempatan emas untuk bertahan di LaLiga selama mungkin. Ia menyebutkan perbedaan bermain di kasta kedua dan pertama, yakni kecepatan permainan yang jauh lebih tinggi dan juga kualitas dari para pemain yang lebih baik.

“Tidak ada celah untuk berbuat kesalahan. Di divisi dua margin untuk berbuat eror lebih besar. Jadi kami berupaya untuk mengontrol eror dan mengambil kendali permainan,” papar Jose Mari.