FOOTBALL265.COM - Korea Utara memang terkenal sangat tertutup dari dunia luar, bukan cuma sebatas negaranya saja melainkan dunia olahraganya pula. Salah satu paling kontroversial ialah dugaan kasus kerja paksa timnas sepak bolanya pasca Piala Dunia yang bikin FIFA turun tangan.
Berbeda dengan Korea Selatan yang terbuka ke publik, negara di sisi utara ini memang terkenal akan rahasianya. Maklum, Kim Jong-un selaku pemimpin tertinggi di negara ini menggalakkan paham Juche yang berarti punya sistem otoriter.
Akan tetapi, walaupun terkesan tak terlalu responsif ke publik, Korut ternyata tak mau ketinggalan dalam perkembangan dunia olahraga. Sebagai buktinya saja mereka membentuk tim nasional dan punya beragam prestasi yang lumayan.
Ya, hingga saat ini mereka sudah mengoleksi lima trofi yang terdiri dari Nehru Cup (1993), Hero Intercontinental Cup (2019), AFC Challenge Cup (2010 dan 2012), dan Asian Games (1978). Mereka sendiri kini berada pada peringkat 115 FIFA, jauh di depan Indonesia yang 173.
Kendati demikian, Chollima selaku nama julukan timnasnya sempat ikut berkompetisi pada gelaran Piala Dunia 2010. Tapi serupa paham negaranya yang terkesan serba tertutup nan tegas, ada kejadian misterius yang pernah terjadi saat keikutsertaan di kompetisi itu juga.
Pada ajang pentas sepak bola terakbar sejagad 10 tahun lalu Korut tergolong sebagai tim 'samsak tinju' gara-gara predikat gagal totalnya. Dalam fase grup mereka kalah telak mulai dari keok 1-2 lawan Brasil, 0-7 kontra Portugal, dan dibantai 0-3 Pantai Gading.
Mengingat sikap pemimpin negaranya yang sulit menerima kegagalan, Korea Utara pun kabarnya memberikan hukuman bagi semua jajaran pemain sepak bola dan pelatih saat itu, Kim Jong-hun. Rumor ini sendiri beredar menurut laporan Radio Free Asia.
Kabarnya laporan itu menyebut, Choe Kum-chol beserta koleganya sampai dipermalukan di depan umum dan bahkan pelatih Kim Jong-hun disuruh kerja paksa. Melansir Sportskeeda, FIFA pun sampai harus menyelediki kebenaran tersebut.
Sepp Blatter, presiden federasi sepak bola dunia langsung menyurati Asosiasi Sepak Bola Korea Selatan (KFA) untuk meminta klarifikasi. Sementara itu, Presiden AFC, Mohamed Bin Hammam hanya bisa memberikan keterangan sempat bertemu pemainnya saja.
Tepat 25 Agustus 2010, FIFA memilih hentikan penyelidikan terkait kabar 'hukuman' yang digalakkan negara itu usai dapat balasan KFA. Mereka menyebut kabar kerja paksa tersebut hanya hoax semata dan masih melangsungkan latihan jelang Asian Games.
Selain itu, mereka juga menuliskan jika ketua asosiasi sepak bola mereka yang baru dipilih juga mengikuti aturan FIFA dan tak terpengaruh hasil Piala Dunia satu dekade lalu. Hingga saat ini, Korut sendiri masih cukup aktif dalam dunia sepak bola, meski tetap tertutup dalam perkembangannya.