FOOTBALL265.COM - Sebagai klub yang identik dengan julukan medioker, Southampton nyatanya cukup sering menghadirkan kejutan-kejutan luar biasa di Liga Inggris.
Klub Southampton memang bukan tim besar di Liga Inggris. Mereka juga tak pernah menjuarai kasta teratas.
Prestasi tertinggi Southampton di Tanah Inggris adalah menjadi runner-up divisi satu (sebelum era Liga Primer). Itu pun terjadi musim 1983-1994 lalu.
Satu-satunya gelar liga yang mereka dapatkan adalah divisi tiga (sekarang Football League One) pada tahun 1959-60 dan Piala FA 1975-1976.
Bisa finis di enam besar saja sebuah prestasi luar biasa bagi mereka. Namun, sebagai salah satu klub langganan era Liga Primer Inggris, Soton terbilang tim yang kerap menghadirkan kejutan.
Dalam satu dekade terakhir ini saja mereka sudah buat banyak kejutan. Soton adalah klub medioker yang paling sering menghadirkan kejutan, mulai dari bersaing di tiga besar, penjegal raksasa, pemutus rekor, sampai kekalahan terburuk di Liga Inggris.
Tim yang pernah diperkuat oleh Jordan Henderson sampai Virgil van Dijk itu secara tak diduga pernah finis di enam besar pada musim 2015/2016. Saat itu Soton dilatih oleh legenda Belanda yang kini membesut Barcelona, Ronald Koeman.
Skuad Southampton di tahun 2015
Capaian itu sendiri memperbaiki capaian mereka dua musim sebelumnya. Pada musim 2013/14 mereka mampu finis di peringkat kedelapan saat dibesut Pochettino. Semusim kemudian, Soton naik peringkat ke posisi tujuh.
Kejutan tahun 2019-2020
Kejutan lain dilakukan mereka sepanjang 2020 ini. Manchester United pernah menelan pil pahit usai kehilangan poin penuh setelah kebobolan di menit injury time dari lawannya Southampton pada pekan ke-32 Liga Inggris, di Old Trafford, Selasa (14/07/20) dini hari WIB.
Hasil imbang 2-2 yang dipaksakan terjadi di Old Trafford bukan karena kesalahan Man United semata, faktanya Southampton juga bermain baik. The Saint mampu menguasai 54 persen penguasaan bola dan lebih banyak menciptakan tembakan ke gawang.
Hebatnya, sepekan sebelum jumpa United, mereka menumbangkan tim peringkat pertama, Manchester City dengan skor 1-0. Southampton adalah simbol sesungguhnya dari betapa ketatnya persaingan di Liga Primer Inggris. Musim 2019-2020 ini sebetulnya dijalani dengan cukup lumayan di mana mereka nangkring di posisi ke-12 dengan 45 poin.
Musim Pada musim 2019-2020 lalu titel penjegal raksasa pantas dinobatkan kepada Southampton. Sebab mereka berhasil mengalahkan Chelsea (0-2), Tottenham (1-0), Leicester (1-2), Man City (1-0) dan menahan imbang Arsenal (2-2) serta Manchester United (2-2).
Namun di musim yang sama pula mereka salah satu rekor kekalahan terbesar dalam sejarah Liga Inggris ketika dibantai 9-0 oleh Leicester City.
Jelas hal ini tak mengenakan bagi fans Southampton meski memang di laga itu mereka bermain dengan 10 orang pemain sejak awal laga. Meski begitu, di pertemuan kedua mereka mampu membalaskan dendam dengan kemenangan 1-2 di Kings Power Stadium.
Dan kejutan itu pun tak berhenti di musim ini. Pada paruh pertama musim 2020-2021, Soton mengejutkan banyak pihak ketika untuk pertama kalinya sejak 32 tahun mereka memimpin klasemen Liga Inggris, tepatnya pada pekan ke-8 (07/11/20) lalu.
Pada pekan ke-12 pun posisi mereka masih sangat terjaga di papan atas. Mereka duduk peringkat empat klasemen dengan koleksi 23 poin, beselisih dua angka saja dari Tottenham dan Liverpool di puncak setelah memenangi dua laga beruntun.
Southampton yang musim ini dibesut oleh pelatih spesial asal Jerman, Ralph Hasenhüttl, berpotensi kembali menghadirkan kejutan lagi di sepanjang musim ini. Bukan tak mungkin, Che Adams dkk mampu lolos lagi ke Liga Europa alias finis di enam besar klasemen Liga Inggris.