In-depth

Leeds United-nya Marcelo Bielsa Adalah Hiburan Segar di Momen Muram Pandemi Covid-19

Kamis, 31 Desember 2020 18:06 WIB
Editor: Yosef Bayu Anangga
© Catherine Ivill/Getty Images
Kembali berlaga di divisi teratas Liga Inggris setelah absen 16 tahun, Leeds United asuhan Marcelo Bielsa menjelma menjadi tim paling menghibur musim ini. Copyright: © Catherine Ivill/Getty Images
Kembali berlaga di divisi teratas Liga Inggris setelah absen 16 tahun, Leeds United asuhan Marcelo Bielsa menjelma menjadi tim paling menghibur musim ini.

FOOTBALL265.COM – Kembali berlaga di divisi teratas Liga Inggris setelah absen 16 tahun, Leeds United asuhan Marcelo Bielsa menjelma menjadi tim paling menghibur musim ini.

Tanggal 17 Juli 2020 lalu menjadi momen bahagia bagi Leeds United. Kekalahan West Bromwich Albion dari Huddersfield memastikan Leeds mengamankan posisi dua besar Divisi Championship dan meraih tiket promosi ke kasta teratas Liga Inggris.

Tim berjuluk The Peacocks itu pun kemudian menutup musim dengan menjadi juara setelah meraih kemenangan di dua laga tersisa.

Laga pertama anak asuh Marcelo Bielsa di kasta teratas Liga Inggris pun terjadi pada 12 September 2020 lalu. Bertandang ke markas juara bertahan Liverpool, Leeds tampil mengejutkan. Mereka memaksakan skor imbang 3-3 sebelum gol Mohamed Salah di menit ke-88 membawa The Reds menang 4-3.

Sejak itu, Patrick Bamford dkk seolah identik dengan partai hujan gol. Mereka tercatat pernah meraih kemenangan 4-3, 5-2, 5-0, tapi juga pernah kalah 2-6 dan dua kali kalah dengan skor 1-4.

Hingga pekan ke-16 Liga Inggris musim ini, Leeds sudah mencetak 30 gol tapi juga kebobolan 30 gol. Mereka menempati posisi keempat tim tersubur, dan juga menjadi tim dengan angka kebobolan terbanyak kedua.

Tak pelak, permainan Leeds United yang atraktif dan seolah tidak takut kebobolan pun menjadi salah satu yang paling menghibur di Liga Inggris musim ini.

Mereka seolah mengingatkan pada permainan Newcastle United pada musim 1993/1994. Ketika itu, The Magpies yang diasuh Kevin Keagan juga tampil atraktif di divisi teratas Liga Inggris meski berstatus tim promosi, sehingga mendapat julukan The Entertainers (Para Penghibur).

Catatan kedua tim pun terbilang mirip, meski Newcastle sedikit lebih unggul dengan mencetak 31 gol dari 16 pertandingan dan finis di peringkat 3, sementara Leeds kini masih tertahan di papan tengah.

Permainan atraktif Leeds United sendiri tidak lepas dari sang pelatih, Marcelo Bielsa. Pria Argentina itu memang dikenal sebagai pemuja sepak bola menyerang sepanjang kariernya.

“Sepak bola menyerang adalah cara paling mudah meraih kemenangan dan kejayaan,” kata Bielsa suatu ketika pada awal kariernya, seperti dilansir Planet Football.

Dengan situasi dunia yang sedang muram akibat pandemi corona, Bielsa pun berharap gaya bermain anak asuhnya bisa menghadirkan keceriaan.

“Jika kami bisa menghadirkan sedikit hiburan atau membuat orang-orang merasa lebih baik, tentu saja itu merupakan hal bagus,” katanya saat kota Leeds memasuki periode lockdown kedua pada November kemarin.

Tak bisa dimungkiri, gaya permainan yang diterapkan Bielsa terkadang memang membahayakan diri mereka sendiri. Hal ini terlihat seperti ketika mereka kebobolan 2 gol hanya dalam 3 menit pertama saat melawan MU, sebelum akhirnya kalah telak 2-6.

Namun, laga seperti kemenangan telak 5-0 atas West Brom yang sebelumnya menahan imbang Liverpool 1-1 pun tentunya akan membekas di benak para penggemar.

Ketika itu, Raphinha dkk tampil sangat superior dengan mencatatkan penguasaan bola 75% dan melepaskan 679 umpan dibandingkan 155 umpan milik The Baggies, serta mencetak 14 tembakan dan 6 tembakan ke gawang, dibandingkan 6 tembakan dan 1 tembakan ke gawang yang dicatatkan WBA.

Dominasi tersebut, serta aliran bola yang mengalir mulus dari lini ke lini, lebih sering diperlihatkan oleh tim-tim superkaya berisikan bintang-bintang kelas dunia, dibandingkan tim kelas menengah seperti Leeds.

Di bawah Marcelo Bielsa, meraih gelar juara mungkin impian yang terlalu muluk melihat buruknya pertahanan mereka. Bahkan, bisa jadi mereka akan kesulitan menembus 10 besar di akhir musim.

Namun, permainan atraktif mereka tak bisa dimungkiri menjadi hiburan tersendiri, tak cuma bagi fans mereka, tapi juga penggemar sepak bola secara umum, di era muram pandemi Covid-19 ini.