FOOTBALL265.COM - Termasuk Manchester City dan Liverpool, empat tim teratas Liga Inggris bersaing ketat untuk menjadi juara paruh musim.
Kompetisi elite Eropa Liga inggris 2020-2021 telah mendekati paruh musim. Empat tim teratas berpeluang dan bersaing ketat dalam merebut posisi puncak.
Liga Inggris musim ini berjalan sangat dinamis. Tidak ada tim yang benar-benar mendominasi.
Posisi tiga teratas hampir tiap pekan selalu berubah. Sampai pekan ke-18, persaingan tim juara paruh musim pun dipegang oleh empat tim.
Keempat tim itu adalah Manchester United (37 poin), Manchester City (35 poin), Leicester City (35), dan Liverpool (34). Semuanya masih berpeluang dan bersaing amat ketat.
Liverpool memulai awal musim ini sebagai pemuncak perlahan tampil kedodoran. Skuad asuhan Jurgen Klopp gagal meraih kemenangan di empat laga terakhir liga.
Di saat bersamaan, Manchester United asuhan Ole Gunnar Solskjaer tampil trengginas dengan melewati 11 laga beruntun tanpa kekalahan (8 menang, 3 seri). The Red Devils pun berhak atas posisi puncak saat ini menggusur Liverpool.
Namun, persaingan keduanya mendapat gangguan serius dari Manchester City yang diam-diam mulai bangkit. Skuad asuhan Pep Guardiola sanggup merangkak ke posisi kedua dengan 35 poin.
City memiliki keuntungan tabungan satu pertandingan lebih banyak dari Man United dan Liverpool. Selain Man City, tim kuda hitam Leicester City juga tampil bagus dengan menempati posisi ketiga.
Perebutan titel juara paruh musim Liga Inggris pun makin sengit. Dimulai dari Man United, tim asuhan Ole Gunnar Solskjaer memiliki peluang besar untuk menjadi pemuncak.
Dengan catatan, mereka mampu memenangi laga pekan ke-19 melawan Fulham. Selain itu, Man United juga harus berharap Man City terpeleset di salah satu dari dua laga tersisa milik mereka.
Dengan begitu, Man United bisa menjadi juara paruh musim dengan torehan 40 poin. Namun, jika Man United kalah, maka peluang mereka sangat tipis, kecuali ketiga tim lainnya menderita kekalahan di laga sisa paruh pertama.
Sementara bagi Man City, segalanya menjadi lebih mudah. Secara matematis, Man City menjadi tim yang paling berpeluang menjadi juara paruh musim.
Sebab, The Citizens masih memiliki satu tabungan pertandingan lebih banyak. Dengan memenangkan dua laga tersisa, maka mereka bisa mengumpulkan 41 poin. Jumlah ini satu poin lebih banyak dari poin maksimal yang bisa didapat oleh Man United (40).
Namun, apabila mereka tersandung di salah satu laga, peluang semakin mengecil meskipun masih ada harapan finis teratas dengan catatan Man United kalah atau seri atas Fulham.
Sementara bagi Leicester, situasinya lebih kompleks. Selain harus memenangkan laga pekan ke-19, The Foxes juga mesti berharap Man City dan Man United gagal menang di laga tersisa paruh pertama.
Memiliki performa gemilang dalam dua bulan terakhir, Leicester berpeluang bertahan di tiga besar sampai mulainya putaran kedua.
Sementara itu, juara bertahan Liverpool yang duduk di peringkat keempat juga masih bisa tampil sebagai pemimpin puncak klasemen. Meski, ada banyak kondisi yang harus dipenuhi.
Selain harus menang, mereka juga harus berharap Manchester City, Manchester United, dan Leicester City gagal menang di laga tersisa paruh pertama. Jika skenario ini yang berjalan, maka Liverpool akan memimpin dengan 37 angka dengan keunggulan selisih gol dari Man United yang juga memiliki 37 poin.
Rumitnya hitung-hitungan juara paruh musim keempat tim membuktikan bahwa Liga Inggris musim ini lebih kompetitif. Tiap tim papan atas bisa saling jegal dan memberikan kejutan. Mari kita nantikan siapa yang lebih beruntung pada pekan depan.