Mencari Skema yang Tepat untuk Duet Ibrahimovic-Mandzukic di AC Milan
Formasi 4-3-1-2 era Ancelotti memang sangat menjanjikan. Namun sayangnya, hal tersebut kurang relevan untuk skuad Milan saat ini. Ada konsekuensi besar yang muncul jika perubahan ini dilakukan.
Mau tidak mau, para penyerang sayap AC Milan seperti Ante Rebic, Rafael Leao, dan Jens Petter Hauge, tidak akan terpakai. Milan pun akan memainkan bola lebih ke tengah dengan bertumpu pada Hakan Calhanoglu.
Milan mungkin kuat di lini depan, tetapi mereka akan melemah di sisi sayap dan tengah. Padahal dua lini itu yang jadi andalan Milan musim ini.
Lain ceritanya jika Milan memiliki materi gelandang seperti era Ancelotti. Maka tak diragukan lagi, Ibrahimovic-Mandzukic bakal jadi duet maut. Kombinasi keduanya telah menghasilkan 175 gol di Serie A.
Lalu, bagaimana caranya agar AC Milan asuhan Pioli tidak kehilangan identitas namun tetap bisa menurunkan duet Ibrahimovic-Mandzukic.
Maka jawabnya simpel, Milan tak perlu mengubah formasi dan tetap pada skema 4-2-3-1. Untuk diketahui, semasa di Juventus, Mario Mandzukic pernah beberapa kali turun sebagai pemain sayap kiri.
Jika itu yang dipilih, maka Mandzukic bisa mengisi posisi Rafael Leao atau Ante Rebic. Sedangkan untuk Ibrahimovic, ia tetap di posisi ujung tombak sebab hanya posisi itu dirinya ditakdirkan.
Namun, lagi-lagi hal itu bakal menghasilkan konsekuensi. Tentunya bermain di posisi 'kedua' akan mengurangi kemampuan dari Mandzukic.
Bahkan, jika melihatnya secara objektif, Rafael Leao dan Ante Rebic jauh lebih efektif di posisi tersebut ketimbang Mandzukic. Jadi, cukup ceroboh rasanya jika Stefano Pioli memilih cara kedua ini.
Baik 4-3-1-2 dan 4-2-3-1 akan menghadirkan risiko tersendiri dalam memainkan Ibrahimovic dan Mandzukic bersamaan. Meski begitu, hal tersebut boleh saja dicoba saat latihan.
Milan juga bisa mencoba skema 4-4-2 dengan catatan lagi-lagi harus mengorbankan Rafael Leao/Ante Rebic/Castillejo/Saelemaekers untuk dijadikan gelandang dan bahkan terpaksa menghilangkan strategi double pivot (Kessie-Bennacer). Jika boleh beropini, sulit rasanya membayangkan AC Milan mengubah sistem demi kehadiran Mandzukic seorang untuk paruh kedua Liga Italia musim ini.