FOOTBALL265.COM - Penikmat sepak bola Italia mengenang Gabriel Batistuta sebagai striker ulung. Koleksi 184 gol selama 12 musim merumput di kompetisi terelite Negeri Pizza merupakan bukti sahih kehebatan pemain berkebangsaan Argentina tersebut.
Masa keemasan Batistuta terjadi sewaktu memperkuat Fiorentina (1991-2000) serta mempersembahkan scudetto plus membukukan 20 gol di musim pertamanya membela AS Roma pada 2000-2001. Dia bak momok menakutkan bagi bek manapun di Serie A Italia.
Sayang, ketajaman Batistuta anjlok semusim kemudian. Problem cedera mengakibatkan ia kehilangan banyak kesempatan bermain lantaran harus memulihkan kondisi di bawah pengawasan tim medis AS Roma sepanjang paruh pertama kompetisi.
Memasuki Januari 2002, performa Gabriel Batistuta berangsur membaik dan mulai kembali rutin masuk papan skor. Dia mampu mencetak tiga gol dalam tiga pertandingan secara beruntun, yakni kontra Verona (13 Januari), Udinese (20 Januari), dan Piacenza (27 Januari).
Khusus melawan Piacenza, sontekan Batistuta pada menit ke-77 yang berbuah gol kedua AS Roma tergolong bersejarah karena turut menggenapi koleksinya saat itu menjadi 178. Dia mengungguli Roberto Baggio sekaligus mencatatkan diri sebagai pemain aktif tertajam di Serie A Italia.
Penampilan Batistuta malam itu menuai pujian dari pelatih AS Roma, Fabio Capello. Salah satu juru taktik tersohor di Italia itu merasa sang pemain sudah kembali memperlihatkan naluri seorang mesin gol kelas wahid.
"Saya melihat Gabriel Batistuta sangat ingin mencetak gol. Saya gembira dengan ketajaman yang ia demonstrasikan di pertandingan kali ini." kata Fabio Capello kala itu.
Capello barangkali menaruh harapan besar kepada Batistuta, tapi kenyataannya produktivitas penyerang jebolan akademi sepak bola Newell's Old Boys itu malah terhenti di situ. Dia tak pernah lagi membobol gawang lawan hingga ujung kompetisi.
Roberto #Baggio with former #SerieA legend; Gabriel #Batistuta (ex Fiorentina, AS Roma & Inter Milan) during the #PartitadelCuore Benefit Match in Florence in 2014. pic.twitter.com/Zub2ABDvIg
— SiGN⚽️RE CALC10🍁 (@SignoreCALC10) July 21, 2020
Secara keseluruhan, Batistuta menorehkan enam gol hingga akhir musim dan AS Roma gagal mempertahankan gelar scudetto lantaran harus puas menempati peringkat kedua di bawah Juventus dalam tabel klasemen final Serie A Italia 2001-2002.
Musim-musim berikutnya menjadi era kemunduran Batistuta. Dia cuma bisa menambah enam gol lagi pada musim terakhir di Serie A Italia (paruh pertama 2002-2003), dengan perincian empat bareng AS Roma plus dua lainnya bersama Inter Milan (paruh kedua 2002-2003).
Gabriel Batistuta menempati urutan ke-10 dalam daftar pemain tersubur Serie A Italia sepanjang masa. Dia juga berhak atas predikat pesepak bola Amerika Latin paling produktif di Italia, mengungguli Luis Vinicio (155 gol) dan Hernan Crespo (153).
Susunan Pemain:
AS Roma (3-4-1-2): 1-Antonioli; 6-Aldair, 19-Samuel, 14-Panucci; 2-Cafu, 8-Assuncao (5-Lima 18'), 11-Emerson, 32-Candela; 10-Totti; 24-Delvecchio (17-Tommasi 61’), 20-Batistuta
Cadangan: 80-Pelizzoli, 3-Zago, 7-Fuser, 9-Montella, 18-Cassano
Pelatih: Capello
Piacenza (4-4-2): 99-Guardalben; 3-Cardone, 5-Tosto (11-Ambrosetti 65'), 6-Lucarelli, 13-Boselli; 19-Gautieri, 14-Volpi, 8-Di Francesco, 30-Statuto (21-Matuzalem 55'); 20-Poggi, 27-Hubner (10-Caccia 61')
Cadangan: 1-Orlandoni, 4-Cristante, 18-Mora, 17-Miceli
Pelatih: Novellino
Stadion: Olimpico (55.000)
Gol: Assuncao 14', Batistuta 77'
Wasit: Braschi
Kartu Kuning: Statuto, Tosto, Matuzalem (P)
Kartu Merah: -