Liga Italia

Diari Felipe Melo di Juventus: Jadi Kambing Hitam dan Dicemooh

Senin, 8 Februari 2021 20:13 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
© John Walton - PA Images via Getty Images
Felipe Melo saat masih berseragam Juventus. Copyright: © John Walton - PA Images via Getty Images
Felipe Melo saat masih berseragam Juventus.

FOOTBALL265.COM - Mengingat sosok Felipe Melo, yang sempat jadi bulan-bulanan sekaligus kambing hitam setiap klub Liga Italia, Juventus, tampil mengecewakan.

Felipe Melo bisa dibilang salah satu transfer terburuk yang pernah dibuat Juventus sepanjang masa. Ia melengkapi nama-nama seperti Marco Motta, Mohamed Sissoko, Christian Poulsen, Diego, dan masih banyak lagi.

Pemain kelahiran Brasil tersebut pertama merapat ke Turin pada tahun 2009. Saat itu, ia diboyong dari Fiorentina dengan harga yang cukup lumayan yakni 25 juta euro.

Bernilai tidak terlalu tinggi namun tidak rendah-rendah juga, Melo membawa ekspektasi besar di pundaknya, berharap bisa menuai kesuksesan di tempat anyarnya, begitu pula para suporter setia Si Nyonya Tua.

Akan tetapi, entah mengapa pengalamannya yang bisa dibilang cukup di level Serie A Liga Italia dan Timnas Brasil ternyata tidak membuahkan hasil di Juventus. Bukannya pujian, ia malah sering mendapat cibiran dari publik.

Tidak jarang pula ia dan rekannya, Diego, menjadi kambing hitam ketika tim tidak bermain apik. Salah satunya saat pertandingan melawan Catania pada tahun 2009, Melo mendapat teriakan dari pendukung Juventus ketika ditarik keluar lapangan.

Akan tetapi, Felipe Melo bukan orang yang bisa tinggal diam ketika reputasinya diinjak-injak dan ternodai. Ia merasa tidak terima dan kemudian mengadu.

Ia lalu melontarkan protes terkait pelatihnya saat itu, Ciro Ferrara, yang dianggap turut andil dalam menurunnya performa Juventus tidak lama setelah Melo merapat. Strategi adalah biang kerok utamanya.

Tidak tanggung-tanggung, protes pun langsung Melo layangkan ke sang presiden, Jean-Claude Blanc, dan direktur olahraga Juventus, Alessio Secco. Melo menganggap Ferrara tidak mampu mengenali potensi utamanya sebagai pemain.

“Saya itu bukan playmaker, itu bukan karakteristik saya. Ferrara meminta saya melakukan sesuatu yang saya tidak bisa dan tidak pernah lakukan,” kata Melo, seperti pernah diwartakan laman Goal Internasional.

Menjadi korban cemoohan dan kambing hitam ternyata bukan satu-satunya masalah Felipe Melo selama berseragam Juventus. Pemain yang satu ini pun terkenal dengan gaya bermainnya yang keras dan kerap panen pelanggaran.

Meski brilian dan memiliki passion kuat di dunia sepak bola dan memiliki karakter pemain asal Brasil pada umumnya, Melo belum cukup disiplin untuk urusan kepribadian. Temperamennya pun cukup tinggi.

Ketika masih bermain untuk Fiorentina misalnya, ia pernah berkelahi dengan Diego Lopez (Cagliari) sehingga mendapat hukuman larangan bermain selama lima pertandingan.

Meski begitu, dalam sebuah wawancara tahun 2020, Melo mengaku melakukan hal tersebut karena bermain yang bersangkutan mengeluarkan kata-kata yang tidak enak didengar, apalagi menyangkut keluarganya.

“Saya ingat pertandingan saat melawan Cagliari, ketika Diego Lopez memukul wajah Alberto Gilardino dan mengejek saya serta anak perempuan saya yang baru lahir,” kata Melo seperti pernah diwartakan Football Italia.

“Dia berkata akan menunggu saya di luar. Kami (Fiorentina) memenangkan laga dan bertemu dengannya di lorong. Saya bahkan tidak sempat memberinya waktu bicara, saya langsung meninjunya,” ucap Melo lagi.

Sudah telanjur mendapat cap pemain yang bertemperamen tinggi dan tidak disiplin pun membuat hari-hari Melo semakin berat di Juventus. Ia tidak mendapat kasih sayang yang cukup dari para penggemar.

Hubungan kedua belah pihak ini pun bisa dibilang kurang harmonis. Melo sendiri tidak menunjukkan tanda-tanda dekat dengan mereka, para pemain ke-12 yang harusnya jadi penyemangat tim di setiap kesempatan.

Ditambah lagi, sepak terjangnya bersama Bianconeri juga diisi dengan banyak kartu merah serta pengambilan keputusan yang tidak tepat. Tidak bertahan lama, Melo pun pindah ke Galatasaray pada tahun 2011.