In-depth

Mengenang Final Legendaris Piala Dunia 1994: Duel para Bintang Sarat Trauma

Kamis, 11 Februari 2021 10:12 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© AFP
Mengenang momen bersejarah final Piala Dunia FIFA 1994 yang menghadirkan sejumlah trauma bagi para bintang besar di dalamnya. Copyright: © AFP
Mengenang momen bersejarah final Piala Dunia FIFA 1994 yang menghadirkan sejumlah trauma bagi para bintang besar di dalamnya.

FOOTBALL265.COM - Piala Dunia FIFA 1994 mungkin akan dianggap sebagai salah satu penyelenggaraan kompetisi Piala Dunia paling dikenang. Sebab, turnamen di tahun tersebut menghadirkan banyak kejutan dan peristiwa-peristiwa tak terlupakan. 

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Piala Dunia 1994 yang digelar di Amerika Serikat memulai kompetisi dengan tidak menghadirkan satu pun perwakilan dari Inggris Raya. Inggris yang biasa menjadi langganan peserta harus kalah bersaing dari Norwegia dan Belanda di babak kualifikasi. 

Pada gelaran tahun ini, tidak lagi tercatat nama Jerman Barat sebagai juara bertahan. Sebab, mereka telah bersatu dengan bekas negara tetangga, Jerman Timur. 

Ini adalah pertama kalinya sejak 1938, Jerman tampil tampil bersatu di Piala Dunia. Sayang, status tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik oleh skuad mereka. 

Jerman yang bermodalkan bintang-bintang uzur seperti Rudi Voeller dan Jurgen Klinsmann tampil tidak maksimal. Mereka disingkirkan oleh Bulgaria 2-1 di babak perempatfinal. 

Piala Dunia 1994 juga menjadi kompetisi Piala Dunia pertama di mana para pemainnya mengenakan nama di atas nomor punggung. Aturan ini sendiri sudah dimulai sejak 1992. 

Masih banyak deretan catatan menarik tentang Piala Dunia 1994, namun tidak ada yang sanggup mengalahkan memori partai puncak alias final. 

Final Piala Dunia 1994 yang Tak Terlupakan

Partai final Piala Dunia 1994 menempatkan dua tim dengan tradisi kuat di sepak bola, Italia vs Brasil. Kedua tim favorit ini melenggang ke final setelah melewati laga sulit di babak sebelumnya. 

Brasil mesti melewati hadangan Swedia di babak semifinal. Tim Samba sukses menang lewat gol semata wayang bintang besar mereka, Romario. 

Sementara itu, tim Italia melenggang ke final setelah melewati hadangan tim kejutan, Bulgaria, dengan skor tipis 2-1. Dua gol kemenangan Italia diborong oleh bintang peraih Ballon d'Or, Roberto Baggio. 

Pertandingan final legendaris menghadirkan partai sarat emosional antara para pemain Timnas Brasil dan Timnas Jerman. Keduanya begitu kuat kala itu dengan barisan pemain-pemain bintang. 

Duel kedua tim memang sering menghiasi partai-partai di Piala Dunia FIFA. Pertemuan di final Piala Dunia 1970 adalah salah satu buktinya. 

Baik Brasil dan Italia sama-sama tampil percaya diri dan berambisi meraih gelar juara dunia. Brasil tampil dengan bintang-bintang legendaris mereka seperti Bebeto, Carlos Dunga, Romario, sampai Cafu. Sementara Italia memiliki Duet Roberto Baggio - Daniel Massara di lini depan, serta dua tembok terkuat Eropa, Franco Baresi dan Paolo Maldini. 

Laga final Piala Dunia 1994 diselenggarakan di Stadion Rose Bowl, California, 17 Juli 1994. Kedua tim tampil menyerang di laga ini dengan deretan peluang yang ada. 

Namun sampai peluit akhir dibunyikan, skor 0-0 tetap tidak berubah. Pertandingan pun dilanjutkan ke babak penalti. Ini adalah untuk pertama kalinya final Piala Dunia harus diselesaikan dengan babak adu tos-tosan. 

Kapten Italia, Franco Baresi, mengambil kesempatan pertama sebagai penendang penalti. Namun, di luar dugaan, tendangan Baresi melambung di atas mistar gawang. Momen ini sampai sekarang dikenang sebagai memori terpahit seorang Franco Barsei di dunia sepak bola.

Beruntung, untuk sementara Italia selamat dari kesalahan Baresi sebab tendangan penalti gelandang mereka, Marcio Santos, berhasil dihalau oleh Gianluca Pagliuca. 

Demetrioi Albertini tampil sebagai penendang berikutnya untuk tim Azzurri. Gelandang andalan AC Milan ini sukses menjalankan tugasnya dengan baik. Italia memimpin 1-0. 

Tak lama Brasil berhasil menyamakan lewat tendangan penalti sempurna dari Romario. Italia masih bisa membalas lewat aksi Alberigo Evani yang menendang bola ke tengah. 

Namun, pemain sayap Brasil, Branco, juga berhasil menunaikan tugasnya dengan baik. Situasi pun makin menegangkan pada skor 2-2. 

Daniel Massaro dari Italia mengambil tendangan berikutnya. Massaro yang sebulan sebelumnya mencetak dua gol di Liga Champions bersama AC Milan secara mengejutkan gagal mengeksekusi bola penalti. 

Italia pun dalam masalah, sebab penendang Brasil berikutnya, Carlos Dunga berhasil menunaikan tugasnya dengan baik. Harapan Azzurri tinggal ada pada kaki Roberto Baggio. 

Jika penalti sukses, maka nafas Italia bisa diperpanjang. Sebaliknya, jika gagal, maka Brasil bakal memenangi trofi Piala Dunia keempat mereka. 

Dan benar saja, Roberto Baggio yang menjadi eksekutor ternyata gagal menceploskan bola. Tembakan Baggio melambung kencang di atas gawang. Para pemain Tim Samba yang berkumpul di tengah pun langsung bersorak-sorai dan mengejar penjaga gawang mereka, Claudio Taffarel. 

© buzzfeed.com
Romario (angkat piala) saat selebrasi bersama skuat Timnas Brasil usai meraih gelar Piala Dunia 1994. Copyright: buzzfeed.comRomario (angkat piala) saat selebrasi bersama skuat Timnas Brasil usai meraih gelar Piala Dunia 1994.

Kegagalan ini menjadi sesuatu yang menyakitkan bagi Italia, terutama pemain bintang mereka, Roberto Baggio. Sebab sepanjang kariernya, Baggio dikenal sebagai pengambil penalti yang ulung.  

Kegagalan Roberto Baggio dalam mengeksekusi bola penalti di final Piala Dunia 1994 kabarnya begitu traumatis alias menghantui karier sang legenda sampai pensiunnya pada 2004.

Namun bagi Brasil, kemenangan di babak adu penalti benar-benar menjadi berkah tersendiri bagi mereka. Tim Samba memang sudah tampil dominan sejak babak penyisihan. Mereka pun untuk pertama kalinya sejak final 1970 berhasil kembali menjuarai Piala Dunia FIFA