Erling Haaland Memang Tercipta untuk Jadi Monster Eropa
Erling Haaland sendiri sejauh ini tercatat baru tampil sebanyak 13 kali di Liga Champions. Namun, dala 13 penampilan dengan jumlah 980 menit bermain ia mampu melesakkan 18 gol dan dua assist.
18 gol tersebut ia cetak masing-masing delapan gol untuk RB Salzburg dan 10 gol untuk Borussia Dortmund. Jika dikalkulasikan, Haaland memberikan kontribusi setidaknya satu gol atau assist hanya dalam 47 menit bermain.
Berkat torehan 18 gol tersebut, Haaland berpotensi mencetak rekor fantastis ke depannya di mana ia bisa saja menggusur Kylian Mbappe dari statusnya sebagai pemain muda dengan torehan gol terbanyak sebelum berusia 21 tahun.
Mbappe mampu mencetak 19 gol di Liga Champions sebelum usianya menginjak 21 tahun. Sedangkan Haaland yang saat ini berusia 20 tahun, sudah mengoleksi 18 gol.
Dengan fakta bahwa Haaland akan berulang tahun Juli mendatang, maka ia masih memiliki kesempatan untuk mematahkan rekor Mbappe.
Namun rekor tersebut bisa patah dengan catatan Dortmund tak tersingkir dan kran golnya terus mengalir di setiap babak yang diikuti Die Borussen musim ini.
Produkivitas Haaland di Liga Champions pun bukan tiba-tiba datang kepadanya. Pasalnya, ketajamannya sudah hadir sejak ia tampil di Piala Dunia U-20.
Di laga melawan Honduras, Haaland mampu mencetak 9 gol dalam satu laga saja pada 2019 silam. Sebuah catatan di luar nalar tentunya.
Ketajaman ini pun berbanding lurus dengan mental yang ia miliki. Bak Viking, Haaland selalu menunjukkan mental bajanya dengan pernyataan-pernyataan yang menunjukkan Liga Champions baginya sama seperti kompetisi lainnya.
“Bagiku, Liga Champions adalah laga tengah pekan. Selalu seperti itu di sepanjang hidupku. Anda tahu laga tengah pekan adalah Liga Champions. Dan itu dimulai setelah laga akhir pekan.
“Saya hanya menyiapkan semuanya. Dari lagu, latihan. Tentu Liga Champions spesial ketimbang laga normal. Jadi ya, saya menyukainya,” ujar Haaland dikutip dari laman resmi UEFA.
Pernyataan ini pun menjadi bukti mentalitasnya di usia yang baru 20 tahun. Padahal, pemain yang lebih senior secara usia dan matang, terkadang masih gugup untuk tampil di ajang Liga Champions. Namun Haaland berbeda. Ia menikmatinya layaknya pertandingan biasa.
Mentalitas inilah yang membuat Erling Haaland diibaratkan bak monster bagi para pemain bertahan dari seluruh penjuru Eropa. Kepercayaan diri yang dibarengi talenta sudah cukup membuat pemain yang menghadapinya merinding seakan bakal menghadapi monster besar nan buas.