Bola Internasional

Mengenang Willy Ta Bi: Wonderkid Atalanta Rekan Kulusevski dan Amad Diallo yang Meninggal karena Kanker

Rabu, 24 Februari 2021 13:20 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
 Copyright:
Willy Ta Bi: Permata Pantai Gading

Perjalanan Willy Ta Bi sebagai pesepak bola terbilang tak mudah. Sama seperti mayoritas para pemain hebat asal Afrika, ia memulai karier dari klub lokal bernama AS Adjame.

Pada 2015, Willy Ta Bi hijrah ke Moossou FC dan tak sampai dua tahun berselang bergabung dengan tim papan atas Pantai Gading, ASEC Mimosas pada 2017.

Kepindahan itu membuat dirinya mendapat perhatian, termasuk saat membela Pantai Gading U-20 di ajang Francophone Games pada 2017 silam di kampung halamannya.

Dalam ajang tersebut, ia mampu membawa tanah kelahirannya melaju ke final sebelum ditumbangkan lewat drama adu penalti melawan Maroko di mana Willy Ta Bi menjadi salah satu eksekutor yang berhasil mencetak gol.

Kemampuannya di ajang tersebut membuat Atalanta tertarik memboyongnya. Kepindahannya ke Italia pada 2019 pun tak ayal membuka jalannya untuk menjadi salah satu pemain terbaik Afrika di panggung sepak bola dunia.

Di Atalanta, Willy Ta Bi merajut mimpi sebagai pesepak bola ternama. Tekad kuat tersebut ia buktikan di lapangan kala membawa Atalanta menjuarai Primavera di musim 2018/19 di mana ia bermain 9 kali dengan melesakkan tiga gol dan satu assist.

Saat itu, Willy Ta Bi bahu membahu bersama Dejan Kulusevski yang kini membela Juventus dan Amad Diallo yang kini membela Manchester United.

Setelah membawa Atalanta menjuarai Primavera, Willy Ta Bi pun diproyeksikan masuk tim utama. Namun, sebelum masuk tim utama, ia dipinjamkan terlebih dahulu ke Pescara untuk menambah pengalaman.

Namun, Willy Ta Bi tak sempat menjalani penuh peminjamannya. Hanya dua bulan setelah peminjaman, ia kembali dipulangkan ke Atalanta. Penyebabnya? Kanker hati yang ia idap sebelum merenggut nyawanya pada 23 Februari 2021 waktu setempat.

Selama bermain, Willy Ta Bi dikenal sebagai gelandang bertahan yang agresif dan solid. Selain bisa beroperasi di gelandang bertahan, ia juga mampu mengisi peran sebagai gelandang serang dan penyerang lubang.

Ia memiliki kemampuan yang apik dalam hal ketahanan fisik seperti stamina, kecepatan, dan Body Balance. Kemampuannya ini dibarengi dengan tekel dan pembacaan bola yang baik.

Selain itu, Willy Ta Bi juga andal dalam mengolah bola di mana ia memiliki kemampuan melepaskan tembakan keras dan teknik olah bola yang menawan.

Andai takdir berkata lain, mungkin Willy Ta Bi akan menjadi pemain besar yang merupakan perpaduan Michael Essien dan Yaya Toure.

Dan andai takdir berkata lain, mungkin Willy Ta Bi juga akan mengikuti jejak Kulusevski serta Amad Diallo menancapkan namanya sebagai pemain muda berbakat yang dilirik banyak klub besar Eropa seperti kedua mantan rekannya tersebut.

Selamat Jalan, Willy Braciano Ta Bi!