Marcelo Salas, Bomber Ganas Serie A yang Kariernya Hancur karena Cedera
Masa kebersamaan Marcelo Salas dengan Juventus memang bak mimpi buruk. Mendapat peluang bermain di klub terbesar di Italia, Marcelo Salas justru menderita cedera lutut parah.
Seperti kebanyakan cedera lutut yang membutuhkan perawatan dalam waktu lama, Salas pun tidak menjadi bagian penting dalam kesuksesan Juventus menjuarai dua gelar Serie A.
Tahu karier Salah sudah di ujung tanduk, Juventus pun ingin melepas Salas ke Sporting Lisbon sebagai alat pelicin transfer Cristiano Ronalo. Namun, Salas menolak transfer itu. Konon katanya, Ronaldo sudah setuju untuk bergabung dengan Si Nyonya Tua.
Salas memilih dipinjamkan kembali ke Amerika Latin untuk kemudian membela dua klub masa mudanya, River Plate dan Universidad de Chile.
Di dua klub itu, Salas mengalami kebangkitan. Total, 53 gol mampu dicetaknya selama bermain di Liga Argentina dan Liga Chile.
Sayang, cedera memang menjadi momok paling menakutkan dalam akhir karier Salas. Ia akhirnya harus menyerah atas cedera ACL yang pernah menimpanya. Tepat pada 2008, Marcelo Salas gantung sepatu.
Sebuah laga perpisahan sempat dijalani Salas pada tanggal 2 Juni 2009. Kala itu, sejumlah rekannya dari Universidad de Chile, Juventus, River Plate hingga skuad Chile di Piala Dunia 1998 ikut turut ambil bagian dalam pertandingan.
Sekitar 50 ribu orang hadir dalam laga tersebut dan Salas mewarnai pesta perpisahannya dengan gelontoran tiga gol.
Setelah pensiun, Salas mulai menjajaki diri untuk terjun ke dunia kepelatihan. Namun, alih-alih menerima tawaran klub, eks bomber ganas Serie A Liga Italia itu justru mendirikan klub sepak bola sendiri yang diberi nama Union Temuco.
Selain mendirikan klub sepak bola, masa pensiun Marcelo Salas sang legenda hidup Lazio juga sempat diwarnainya dengan menjadi aktor di sebuah serial televisi berjudul Heroe.