Kritik IDI Soal Piala Menpora: Sepak Bola Indonesia Diminta Jalan Poco-Poco?
Sebenarnya, maksud IDI itu baik karena mengingat virus corona belum benar-benar pergi dan menghilang dari Indonesia. Sehingga IDI mengkhawatirkan, Piala Menpora nantinya malah akan menciptakan zona baru penularan covid-19.
Akan tetapi, rasanya IDI juga perlu melihat bahwa sebenarnya sepak bola di luar negeri toh masih bisa berjalan walau virus corona belum hilang. Ambil contoh Italia yang jumlah pasien positif virus corona-nya melebihi Indonesia, tapi Serie A masih lanjut.
Lagipula Piala Menpora bakal diawasi betul oleh pihak kepolisian yang akan terus memantau protokol kesehatannya. Secara tidak langsung, para pelaku sepak bola Indonesia juga masih mengindahkan wejangan dari IDI untuk menjaga kesehatan.
"Nantinya kami akan melihat apakah penyelenggaraan tersebut bisa menerapkan sesuai dengan syarat-syarat yang berlaku, kalau bisa dilaksanakan tentunya kami akan memberikan evaluasi secara bertahap," kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Artinya kalau itu semua bisa berjalan dengan baik, kemudian penegakan aturan terkait dengan protokol kesehatan bisa berjalan dengan baik, maka terkait dengan program kompetisi selanjutnya kami akan memberikan izin penyelenggara".
"Tapi sebaliknya kalau itu tidak bisa berjalan dengan baik, karena ini menyangkut masalah keselamatan rakyat dan keselamatan masyarakat tentunya kami akan melakukan evaluasi evaluasi," imbuh Kapolri.
Kata-kata dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, seharusnya sudah menjadi statement tegas kalau polisi bakal mengawasi penyelenggaraan Piala Menpora. Jadi, buat apa juga Piala Menpora yang bakal diawasi ketat protokol kesehatannya masih tetap dilarang?
Jangan lupa, kehadiran Piala Menpora ini nantinya, sedikit banyak bakal menghidupi keluarga para pemain, pelatih dan pelaku sepak bola Indonesia. Hajat hidup orang banyak dipertaruhkan di sini juga bukan?
Mungkin, agar tercipta win-win solution, mungkin kepolisian, Kemenpora, PSSI hingga IDI perlu duduk bareng untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Jika perlu, mungkin tak hanya kepolisian saja, tapi IDI pun ikut mengawasi bagaimana protokol kesehatan dalam penyelenggaraan Piala Menpora. Jadi, IDI sendiri yang pada akhirnya mengawasi sendiri dan melihat apakah Piala Menpora bisa dilaksanakan atau tidak.
Memang, masalah perut yang lapar dan virus corona adalah buah simalakama yang tak bisa dihindari, tapi Indonesia sebagai negara yang mengutamakan musyawarah dan mufakat, seharusnya bisa didapat jalan tengahnya.
Biar bagaimanapun ini demi menghidupkan lagi sepak bola Indonesia agar tak jalan poco-poco lagi.