Liverpool vs Chelsea, Pertarungan Taktik 2 Juru Latih Jerman
Meski sama-sama dari Jerman, Tuchel dan Klopp menganut formasi sepak bola yang berbeda. Namun begitu, ada satu kesamaan di antara keduanya, yakni sepak bola dominan dan menyerang.
Semenjak kedatangan Tuchel di Chelsea, para pemain The Blues sanggup menguasai 70 persen lebih penguasaan bola di tiap pertandingan. Begitu pun dengan Liverpool yang hampir selalu tampil dominan dari lawannya dalam hal penguasaan bola.
Tuchel sendiri menuangkan filosofi menyerangnya dalam formasi 4-3-2-1. Dalam hal formasi, Tuchel bukanlah sosok yang fanatik terhadap sistem tertentu.
Dalam kasus Chelsea, formasi 3-4-2-1 adalah yang paling sesuai. Sementara Jurgen Klopp akan terus setia pada formasi 4-3-3, meski pun belakangan Liverpool sering menderita kekalahan.
Wajah barisan lini belakang kedua tim pastinya juga bakal berbeda. Liverpool akan memakai skema empat bek yang ditempati oleh Robertson (kiri), Fabinho (tengah), Kabak (tengah), dan Alexander-Arnold (kanan).
Sementara Chelsea akan memakai tiga bek yang dihuni oleh Rudiger (kiri), Christensen (tengah), Azpilicueta (kanan). Performa lini belakang kedua dalam dua bulan terakhir memang begitu berbeda.
Lini belakang Chelsea semenjak ditangani oleh Thomas Tuchel jauh lebih baik ketimbang lini belakang Liverpool pada periode yang sama. Dalam laga nanti, Liverpool diprediksi masih akan kesulitan menahan gempuran pemain-pemain Chelsea.
Untuk posisi tengah, Liverpool akan mempercayakan pada barisan tiga gelandang mereka. Jones di kiri, Wijnaldum di tengah, dan Thiago di kanan.
Lini tengah Liverpool semenjak kedatangan Thiago memang berubah menjadi lebih rentan. Namun, Klopp masih belum punya pilihan lain lantaran Jordan Henderson, Fabinho, dan James Milner masih menepi karena cedera.
Jurgen Klopp masih akan menerapkan formasi gegen pressing. Garis pertahanan Liverpool memang terbilang tinggi lantaran mereka terus menekan lawan saat kehilangan bola.
Jika Liverpool punya tiga gelandang sejajar, maka Chelsea akan memainkan empat gelandang plus dua gelandang serang. Duet gelandang bertahan akan ditempati oleh Kante dan Kovacic.
Sementara posisi gelandang kiri akan dihuni oleh Alonso, dan di posisi kanan ada James. Peran Alonso dan James begitu vital baik dalam menyokong serangan maupun membantu pertahanan.
Di depan keempat gelandang itu, Chelsea bakal memasang dua gelandang serang sekaligus, Kai Havertz dan Mason Mount.
Sejauh ini, formasi 3-4-2-1 cukup efektif di tangan Thomas Tuchel. The Blues belum sekali pun kalah dengan formasi ini bersama pelatih anyarnya itu. Meski ada pemain yang harus dikorbankan seperti Hakim Ziyech, namun lini depan Chelsea tampak lebih seimbang.
Di barisan lini depan, tuan rumah Liverpool kembali akan mengandalkan trisula maut mereka. Jurgen Klopp belum lelah untuk percaya kepada tuah Mohamed Salah (kanan), Roberto Firmino (Tengah), dan Sadio Mane.
Jurgen Klopp memang belum berniat mengubah formasi meski The Reds tampil jeblok di awal tahun ini. Lagi pula cederanya Diogo Jota membuat keterbatasan pada opsi yang dimiliki Liverpool.
Sejauh ini trisula Liverpool menjadi salah satu yang tertajam di Eropa. Kombinasi ketiganya telah menghasilkan 41 gol dan 16 assist di seluruh kompetisi.
Lain dengan Liverpool, Chelsea akan mengandalkan Timo Werner seorang di ujung tombak. Tentu Werner akan disokong oleh dua gelandang serang agresif, Kai Havertz dan Mason Mount.
Hanya saja, sebagai ujung tombak, Timo Werner tidak memiliki catatan yang impresif. Sejauh ini, Werner cuma menghasilkan 10 gol dari 35 laga si seluruh kompetisi.
Meski begitu, posisi ujung tombak memang tak selalu didapatkan Werner di Chelsea. Maklum, saat masih dipegang Lampard, Werner cukup sering dijadikan penyerang sayap di Liga Inggris. Kita nantikan saja, apakah Timo Werner milik Thomas Tuchel kali ini bisa mengalahkan kengerian trisula maut milik Jurgen Klopp di Liverpool.