Profil Pangeran Salman, Miliarder Arab Saudi dan Calon Investor Baru Inter Milan
Muhamad bin Salman bin Abdulaziz al-Saud, merupakan Putra Mahkota, Wakil Perdana Menteri dan sekaligus Menteri Pertahanan Arab Saudi. Dirinya juga Ketua Dewan Urusan Ekonomi dan Pembangunan Arab Saudi.
Pangeran Salman menyelesaikan Studi Sarjana dalam bidang Hukum dari Universitas Raja Saud pada 2009, saat dirinya berusia 23 tahun.
Pada usia 27 tahun, Pangeran Salman diangkat menjadi kepala kantor putra mahkota, dua tahun berselang ia naik jabatan sebagai Menteri Pertahanan sekaligus Sekjen untuk Pengadilan Kerajaan Arab Saudi.
Di bawah kepemimpinannya, Arab Saudi memulai babak baru di dunia modernisasi yakni perempuan dibolehkan menyetir mobil, bioskop dibuka, hingga ekonomi non minyak dikembangkan.
Jumlah Kekayaan
Pangeran Salman disebutkan situs Mirror, memiliki kekayaan pribadi sebesar 7 miliar poundsterling atau sekitar Rp 136 triliun. Sungguh besar, tapi itu belum termasuk kekayaan dari sumber-sumber lainnya.
Seperti laporan New York Times, Raja Salman memiliki rumah mewah di Prancis seharga 300 dollar AS juta atau sekitar Rp4,5 triliun. Ia juga punya kapal yacht mewah dengan harga menyentuh angka 500 juta Dollar AS atau sekitar Rp7,5 triliun.
Pangeran Salman punya jabatan pula sebagai Direktur di Dana Investasi Publik (Public Investment Fund) Arab Saudi. Aset dari Dana Investasi Publik Arab Saudi yang dikelola Pangeran Salman mencapai 260 miliar pound sterling.
Kontroversi
Punya kuasa penuh serta bergelimang harta, Pangeran Salman ternyata sempat memiliki beberapa kisah kontroversial. Salah satunya adalah isu Pangeran Salman yang membunuh seorang jurnalis senior Timur Tengah, Jamal Khashoggi (59 tahun).
Khashoggi dikabarkan menghilang usai memasuki kantor konsultan Saudi di Istanbul, Turki, 2 Oktober 2018. Dia diduga dibunuh di tempat tersebut berdasarkan laporan Aljazeera.
Dugaan mencuat kalau insiden tersebut tak lepas dari Pangeran Salman. Putra Mahkota dianggap sebagai dalang pembunuhan jurnalis senior yang kerap mengkritik kebijakannya.
Namun pada akhir Desember 2019, Pengadilan Arab Saudi menjatuhkan vonis kepada lima pembunuh Khashoggi tanpa mengungkap siapa yang membunuh sang jurnalis.