In-depth

Sejarah Rivalitas Panas Derby London Utara Arsenal vs Tottenham Hotspur

Minggu, 14 Maret 2021 16:14 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© The Hot Stepanovs
Sejarah panjang melatari persaingan sengit antara klub Arsenal dan Tottenham Hotspur dalam rivalitas bertajuk Derby London Utara. Copyright: © The Hot Stepanovs
Sejarah panjang melatari persaingan sengit antara klub Arsenal dan Tottenham Hotspur dalam rivalitas bertajuk Derby London Utara.

FOOTBALL265.COM - Sejarah panjang melatari persaingan sengit antara klub Arsenal dan Tottenham Hotspur di Liga Inggris dalam rivalitas bertajuk Derby London Utara. 

Liga Inggris banyak menyajikan rivalitas antara dua tim tertentu. Salah satunya adalah Derby Kota London.

Meski begitu, di London pun tercipta beberapa rivalitas. Salah satu yang paling panas adalah Derby London Utara antara klub Arsenal vs Tottenham Hotspur. 

Kedua tim merupakan perwakilan dari wilayah London Utara. Meski demikian, rivalitas antara Arsenal dan Tottenham bahkan tidak hanya menyoal geografis. 

Perseteruan antara Arsenal dan Tottenham Hotspur sudah dimulai sebelum abad 20. Tepatnya pada 1886 berdiri klub bernama Woolwich Arsenal oleh Sir Henry Norris. 

Kala itu, Woolwich Arsenal tidak bermarkas di London. Namun, mereka sudah beberapa kali bertanding melawan Tottenham Hotspur. 

Bibit rivalitas besar pun mulai muncul kala Si Henry Norris memutuskan memindahkan markas Woolwich Arsenal ke London Utara pada 1913, tepatnya di Stadion Highbury yang hanya berjarak kurang dari 7 km dari White Hart Line, markas lama Spurs. 

Spurs kala itu secara terbuka menunjukkan ketidaksenangannya lantaran merebut gengsi Spurs di wilayah London Utara. Meski begitu, pertarungan kedua tim masih jarang lantaran Arsenal berkutat di divisi dua. 

Namun, pada 1919, rivalitas antara Arsenal dan Tottenham Hotspur memasuki babak baru. Di tahun itu, pihak FA memutuskan akan menambah jumlah peserta di divisi utama. 

Sebanyak dua tim dari divisi dua diminta bermain di divisi utama tanpa harus promosi di liga sebelumnya. Melalui sistem pemungutan suara yang kontroversial, Arsenal yang berada di luar tiga besar divisi dua diminta menggantikan Spurs yang musim sebelumnya cuma bisa finis di posisi ke-20 Divisi Utama. 

Alhasil, Spurs pun sakit hati, selain Arsenal bukanlah tim juara divisi dua, ada kecurigaan bahwa petinggi liga saat itu, John McKenna, sengaja memberikan dukungan kuat kepada Arsenal. 

Spurs masih sakit hati dan merasa timnya lebih layak dipertahankan ketimbang diganti oleh tim divisi dua. Sejak itu, pertemuan antara The Lilywhites dan The Gunners di kasta utama Liga Inggris pun menjadi panas.