Dari Atas Sofa, Maurizio Sarri Buat Juventus Menderita
Kerja buruk Andrea Pirlo di tim Juventus jelas akan membawa 'penyesalan' bagi sebagian fans terhadap Maurizio Sarri. Sarri pun mau tidak mau akan diseret sebagai pembanding merosotnya performa Juve musim ini.
Hal ini jelas akan membuat gerah telinga para petinggi Bianconeri yang memutuskan berjudi dengan memecat Sarri dan menggantinya dengan Andrea Pirlo.
Namun, selain soal suporter, saat ini Sarri memiliki cara tersendiri untuk membuat mantan klubnya menderita. Seperti diketahui, meski telah berhenti dari kursi kepelatihan Juventus, manajemen Si Nyonya Tua masih harus membayarkan gaji Maurizio Sarri.
Sarri diberhentikan dari kursi kepelatihan Juventus pada 9 Agustus 2020, hanya selang beberapa hari usai dirinya mempersembahkan scudetto. Rupanya biaya pemberhentian Sarri lebih besar dari perkiraan sebelumnya.
Menurut Calcio e Finanza yang menganalisis buku Bianconeri menjelang 31 Desember 2020, Juventus dilaporkan harus membayar Sarri dan stafnya sebesar 15,457 euro hingga kontrak berakhir pada Juni 2022.
Pasalnya, dalam klausul kontrak, kedua belah pihak baru bisa memutus kontrak pada Juni 2022 nanti. Itu artinya, meski Maurizio Sarri dipecat, ia tetap terikat kontrak dengan Juventus minimal sampai musim panas tahun ini.
Bahkan, seandainya Juventus ingin mengakhiri kontrak tersebut pada musim panas nanti, Andrea Agnelli masih harus memberi tambahan uang 2,5 juta euro sebagai kompensasi untuk Sarri.
Maka bisa dibilang Maurizio Sarri hanya memakan gaji buta sepanjang musim ini. Tanpa bekerja, ia mendapat gaji full seperti saat dirinya menukangi Juventus.
Sungguh hal yang ironis bagi Juventus. Aturan pemutusan kontrak ini bisa saja dipercepat andaikata Sarri menerima tawaran klub baru.
Namun, pelatih 62 tahun itu sepertinya ogah terburu-buru dan memilih santai-santai sambil digaji buta. Sarri tidak menjalin kesepakatan dengan klub manapun meskipun laporan mengatakan bahwa sederet klub mengantre tanda tangannya, seperti Fiorentina dan Napoli.
Kini, dengan jebloknya penampilan Juventus di bawah Andrea Pirlo dan banjirnya kecaman suporter, Maurizio Sarri seakan sukses memenangi 'pertandingannya' sendiri. Hebatnya kemenangan itu berhasil didapat Sarri tanpa perlu berkeringat.