In-depth

Jorginho: Jenderal Lini Tengah Chelsea yang Dicemooh dan Tak Disegani

Selasa, 30 Maret 2021 10:20 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© (Photo by Chelsea Football Club/Getty Images)
Georginio Wijnaldum (Liverpool) mendapatkan pressing ketat Jorginho (Chelsea). Copyright: © (Photo by Chelsea Football Club/Getty Images)
Georginio Wijnaldum (Liverpool) mendapatkan pressing ketat Jorginho (Chelsea).
Malangnya Nasibmu, Jorginho

Masih tergambar jelas bagaimana pada musim 2018/19 lalu, Jorginho mendapat olok-olok dari pendukung Chelsea di stadion.

Kala itu, Jorginho disoraki pendukung Chelsea dengan alasan ia dianggap anak kesayangan Maurizio Sarri dan merebut posisi natural Kante di pos gelandang bertahan.

Sejenak, Jorginho tak memiliki kesalahan apapun. Ia hanya menjalankan peran yang harus ia mainkan. Mungkin hingga saat ini, banyak yang salah menafsirkan perannya sebagai Regista di pos nomor 6 atau gelandang bertahan.

Sebagai Regista atau Deep Lying Playmaker, Jorginho bertugas mengalirkan bola lewat kreatifitasnya dan mengatur irama permainan dari depan jantung pertahanan. Posisi Regista yang dimainkan Jorginho itu tepat berada di posisi nomor 6 atau gelandang bertahan dalam skema 4-3-3.

Dapat disimpulkan, Jorginho berada di posisi tersebut karena kebutuhan tim. Sarri saat itu memainkan pola ofensif berbasis penguasaan bola sehingga peran Jorginho dibutuhkan di pos nomor 6 dalam skema 4-3-3.

Jika tim memainkan permainan bertahan atau defensif, maka peran Jorginho di posisi nomor 6 tak begitu berguna. Justru dibutuhkan pemain bertipe Kante dan Rice untuk pola defensif dalam skema 4-3-3.

Tetapi mengatakan Jorginho tak berguna saat bertahan karena fisiknya yang tak kuat dan larinya yang tak kencang seperti Kante atau Rice, maka itu adalah kesalahan besar.

Statistik membuktikan bahwa Jorginho sangat cerdik dalam bertahan sebagai pemain bernomor 6 di Chelsea, meski tak punya fisik kuat dan lari kencang yang menjadi syarat utama sebagai gelandang bertahan menurut masyarakat awam.

Jorginho dengan kecerdasannya memiliki rataan apik dalam bertahan dengan memberi tekanan rata-rata sebanyak 19.98 kali per 90 menit, 2.53 tekel per 90 menit, 1.66 intersep per 90 menit, 1.85 blok per 90 menit.

Kecerdasan Jorginho sebagai jenderal di lini tengah Chelsea dalam menyerang dan bertahan pun banyak dipuja lawan-lawannya seperti James Maddison dan bahkan Declan Rice, pemain yang diminta pendukung The Blues untuk menggantikannya.

“Saya masih muda, saya belajar untuk diri sendiri dan permainanku. Saya menyukai Jorginho, caranya bermain dan melepaskan operan. Itu bisa menambah permainanku,” tutur Rice dikutip dari Squawka.

Teranyar, pengakuan yang tak pernah didapatkan Jorginho dari pendukung Chelsea, kini diberikan kepadanya oleh sebuah laman data dan statistik sepak bola yakni CIES Football.

Menurut Cies Football, Jorginho menjadi pemain dengan indeks terbaik di Liga Inggris 2021 ini dan menjadi pemain terbaik ketiga dengan indeks terbaik di Eropa sepanjang 2021 ini.

Jorginho meraih rating 89.5 dan menjadi rating tertinggi di Liga Inggris untuk tahun 2021 mengalahkan Ruben Dias.

Di Eropa, rating 89.5 Jorginho menempatkannya di posisi ketiga di belakang Robert Lewandowski (Bayern Munchen) dengan rating 89.5 dan Lionel Messi (Barcelona) dengan rating 92.5.

Pengakuan dari laman statistik seperti CIES Football nyatanya tak mengurangi 'penghinaan' yang diterima Jorginho. Tak percaya? Lihatlah kolom komentar pada tautan di atas dan Reply di cuitan di bawah ini.

Beruntung Jorginho tak memandang setiap cemooh dan hinaan yang datang padanya. Yang terpenting baginya mungkin hanyalah terus bermain dan mempersembahkan trofi kepada Chelsea yang telah percaya dan memboyongnya dengan mahar besar.