Alexis Sanchez

Tampil gemilang di Udinese, Alexis Sanchez diboyong Barcelona pada 2011 ketika baru berusia 22 tahun. Namun, keberadaan Messi membuat Sanchez tak memiliki kebebasan dan harus bermain lebih ke dalam dan melakukan banyak operan alih-alih aksi individu.

Penampilan terbaik Alexis Sanchez baru tampak di musim terakhirnya, ketika Lionel Messi kerap absen karena cedera. Ketika itu, Sanchez sukses menjadi pencetak gol terbanyak kedua di tubuh klub.

Di sisi lain, Messi juga dikabarkan tidak menyukai kecenderungan Sanchez untuk menantang pemain belakang lawan dan hobinya melepaskan tembakan dari jauh. Usai tiga musim di Barcelona, Sanchez pun memilih hengkang ke Inggris bersinar bersama Arsenal.

Thierry Henry

Sukses menjadi pencetak gol terbanyak sekaligus legenda Arsenal, Thierry Henry datang ke Camp Nou pada Juni 2007. Namun, meski meraih sejumlah gelar bersama Blaugrana, sinar Henry justru meredup.

Demi memberi tempat kepada Lionel Messi dan Samuel Eto’o, Thierry Henry harus rela tergeser ke sayap kiri. Ia pun kerap terlibat perselisihan dengan Pep Guardiola yang dinilai terlalu memanjakan Messi.

Puncaknya, bintang Prancis itu kemudian dilepas ke New York Red Bulls hingga akhirnya pensiun di klub MLS itu. Selama membela tim Catalan, Henry hanya mencetak 49 gol dari 121 laga.

David Villa

David Villa datang ke Barcelona pada musim panas 2010 dengan modal 129 gol dari 225 penampilan selama 5 musim di Valencia. Namun, keberadaan Messi membuat Villa harus rela bergeser menjadi pemain sayap.

David Villa sejatinya tampil cukup baik di posisi barunya, tapi keinginan Messi untuk memiliki sayap yang lebih lincah dan aktif akhirnya membuat Villa terbuang. Ia pun hijrah ke Atletico Madrid usai 3 musim membela Blaugrana dan menghadirkan 8 gelar.