Ketika Legenda Treble Winner Inter Milan Jadi Penghangat Bangku Cadangan QPR
Julio Cesar tak menafikkan bahwa dirinya bergabung dengan QPR karena tim asal London itu yang menawarinya. Uang pun menjadi faktor penting mengapa ia mau bergabung.
“Saya hanya memiliki satu tawaran yang datang yakni dari QPR. Seperti biasa, uang itu penting, tapi saya percaya masa depan klub tersebut.
“Bermain di Liga Inggris membuatku semangat dan London adalah kota yang hebat. Namun rencana setelah investasi besar-besaran klub tak dibarengi mental pemenang dan kami terdegradasi,” tulisnya.
Saat bergabung dengan QPR, Julio Cesar tetap menjadi kiper nomor 1 Brasil. Namun, status sebagai kiper nomor 1 tersebut tak menjamin tempatnya di klub tersebut.
Ia kalah dari Robert Green ketika Harry Redknapp datang. Usut punya usut, paman Frank Lampard tersebut ternyata diam-diam tak menyukai pemain Brasil.
“Saya melakukannya dengan baik bersama Mark Hughes. Tapi, setelah Harry Redknapp mengambil alih, saya sulit mendapat posisi kiper nomor 1.
“Harry dan saya memiliki masalah. Tapi dia memilih Robert Green. Itu aneh karena dia selalu memberi tahu saya ‘Anda kiper yang luar biasa’ dan saya hanya berharap dia memainkan saya,” lanjutnya.
Kabar bahwa Harry Redknapp tidak menyukai pemain Brasil juga diakui oleh kiper Tottenham Hotspur, Heurelho Gomes.
Gomes yang kompatriot Julio Cesar juga pernah bekerja di bawah Redknapp. Dan memang paman dari Lampard tersebut diakuinya tidak menyukai pemain Brasil.
Setelah gagal di QPR, Julio Cesar hengkang ke Amerika Serikat dengan bergaung Toronto FC. Pada 2014, akhirnya ia dilepas ke Benfica.
Bersama Benfica, Julio Cesar menemukan tempatnya kembali dan meraih beragam gelar sebelum ia dilepas pada 2017 dan memutuskan pensiun pada 2018 usai terakhir kali membela Flamengo.