Liga Indonesia

Kapten Persib Bandung Ajak Rekan-rekannya Bangkit Hadapi Liga 1 2021

Senin, 3 Mei 2021 20:32 WIB
Kontributor: Arif Rahman | Editor: Isman Fadil
© Arif Rahman/INDOSPORT
Kapten Persib, Supardi Nasir, saat ditemui di salah satu hotel di Bandung, Senin (26/04/21). Copyright: © Arif Rahman/INDOSPORT
Kapten Persib, Supardi Nasir, saat ditemui di salah satu hotel di Bandung, Senin (26/04/21).

FOOTBALL265.COM - Kapten Persib Bandung, Supardi Nasir, mengajak semua pihak yang ada di skuat Maung Bandung untuk bangkit dan fokus menatap kompetisi Liga 1 2021 yang rencananya akan digelar awal Juli 2021.

Menurut Supardi, hasil turnamen pramusim Piala Menpora 2021 memang sangat menyakitkan bagi Bobotoh maupun pemain. Pasalnya pada ajang tersebut, tim Maung Bandung gagal meraih gelar juara, setelah ditaklukkan Persija Jakarta pada final leg pertama dan kedua.

Namun, kekecewaan tersebut jangan sampai dilampiaskan ke arah yang negatif. Karena, hal tersebut bisa merugikan banyak pihak, apalagi Piala Menpora 2021 hanya sebatas ajang pemanasan sebelum kompetisi Liga 1 2021.

Sebagai informasi, setelah laga final turnamen pramusim Piala Menpora 2021 berakhir, beberapa oknum Bobotoh melakukan tindakan anarkis dengan melempar flare ke Graha Persib, Jalan Sulanjana, Kota Bandung dan merusak kendaraan plat B salah satunya milik kakak penjaga gawang Persib, Aqil Savik.

"Tentunya pemain merespons itu dengan cara tersendiri, kalau saya pribadi, saya pribadi menyayangkan hal-hal seperti itu ketika ada anarkis saya gak bisa menerima, saya memahami tidak ada seorang pun yang lebih kecewa sari Bobotoh melainkan kita sendiri dan keluarga sendiri," kata Supardi.

"Saya punya anak, sekarang bagaimana ketika abinya (ayah) kalah main bola apa yang mereka alami, saya tahu. Saya gak bisa ceritakan bagaimana sedihnya mereka," ungkapnya.

Menurut Supardi, kekecewaan yang dirasakan supporter sangat wajar ketika tim kebanggaannya menelan kekalahan dan gagal meraih gelar juara, namun pemain yang berjuang langsung di lapangan juga merasakan hal serupa.

"Contohnya begini tekanan mereka (anak), ketika ke mesjid abinya kalah, anak kecil dibuly seperti itu saya sebagai abinya bagaimana rasanya, jadi jauh lebih sakit kita, jauh dibanding teman-teman Bobotoh, bukan saya gak menghargai kalian tapi keluarga kita dan kita sendiri sakit," ucapnya.