Kisah Eks Inter Milan yang 'Ditendang' dari Timnas Serbia karena Agama
Adem Ljajic lahir pada tahun 1991 silam di Novi Pazar yang dulunya wilayah Republik Federal Sosialis Yugoslavia yang kemudian berubah menjadi Serbia usai terpecah belah.
Ia tumbuh di kota terpencil yang yang dihun komunitas islam. Mengingat kaum muslim merupakan minoritas di Serbia, masa kecil Ljajic diisi oleh sikap tak adil pemerintah kepada kaumnya.
Meski begitu, Ljajic masih mencintai Serbia. Hal ini ia tunjukkan dengan membela Serbia di ajang-ajang internasional.
Dilema pun dihadapinya pada 2012 tepatnya bulan Mei. Kala itu, Serbia melakoni laga uji coba melawan Spanyol di St.Gallen, Swiss.
Ljajic yang menjadi starter kala itu, kedapatan tak menyanyikan lagu kebangsaan Serbia yang memang kental dengan nuansa Ortodoks.
Serbia saat itu dilatih oleh Sinisa Mihajlovic. Mengetahui Ljajic tak ikut menyanyikan lagu kebangsaan, Ljajic lantas dipulangkan. Ljajic ditendang karena dianggap tidak menghormati kode etik untuk menyanyikan lagu kebangsaan Serbia.
Ljajic pun lantas melayangkan pembelaan dan meminta maaf. Ia menyebut enggan menyanyikan lagu kebangsaan Serbia karena bertentangan dengan nilai dalam agama yang dianutnya, yakni Islam.
“Saya minta maaf. Saya cinta Serbia tapi saya juga harus menghormati kepercayaan yang saya miliki. Saya selalu ingin bermain bagi Serbia. Pelatih selalu meminta saya ikut bernyanyi.
“Tapi jika Anda tidak bisa menghormati diri sendiri, tak ada seorang pun yang akan menghormati Anda,” ucap Ljajic menyatakan haknyaseperti yang dikutip dari laman The Bridge.
Aksi Ljajic ini sempat mendapat kecaman dari warga Serbia. Namun, ia juga mendapat pembelaan dari umat muslim di negara-negara Balkan. Bahkan, pihak yang membelanya menuding Sinisa Mihajlovic melakukan diskriminasi terhadap Ljajic.
Pada akhirnya, Sinisa Mihajlovic tak lagi menjadi pelatih Serbia pada 2013 dan digantikan Ljubinko Drulovic. Pergantian ini membuat pintu Ljajic kembali ke timnas Serbia terbuka kembali.
Menilik kontroversi sebelumnya, Drulovic memilih mengabaikan hal tersebut dan tetap memanggil Ljajic. Karena baginya, sikap patriot dan cinta negara sejatinya tercermin dari penampilan dan perjuangan pemain di atas lapangan.