In-depth

Bersama Mikel Arteta, Arsenal Tak Pernah Baik-baik Saja

Jumat, 7 Mei 2021 15:05 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© David Price/Arsenal FC via Getty Images
Mikel Arteta, pelatih kepala Arsenal. Copyright: © David Price/Arsenal FC via Getty Images
Mikel Arteta, pelatih kepala Arsenal.
Salah Kroenke atau Arteta?

‘Trust the Process’ menjadi kalimat yang digaungkan pendukung Arsenal setiap The Gunners menerima hasil buruk bersama Mikel Arteta.

Sebelum laga melawan Villarreal, kalimat ‘Trust the Process’ masih digaungkan. Fans Arsenal sadar bahwa Arteta bukanlah kambing hitam utama dari buruknya laju The Gunners di musim 2020/21.

Munculnya semboyan ‘Trust the Process' sendiri mengacu pada prestasi instan Arsenal bersama Arteta yang langsung meraih gelar Piala FA 2019/20 dan Community Shield.

Mayoritas pendukung Arsenal percaya bahwa Arteta akan menjadi sosok yang tepat untuk menukangi The Gunners berkaca dari hasil yang didapat dalam waktu singkat.

Namun, raihan instan yang mampu menghipnotis pendukung Arsenal nyatanya hanyalah awal dari bencana ke depannya. Fans Meriam London tentu tak sadar bahwa mereka sendiri telah membebani seorang pelatih yang tak punya pengalaman.

Alhasil kemunduran pun tak terelakkan. Di Liga Inggris 2020/21 hingga pekan ke-34, Arsenal duduk di tempat ke-9 dan bisa saja tergusur oleh Aston Villa yang masih punya tabungan satu laga.

Dengan empat laga tersisa, ada harapan kecil saja bagi Arsenal untuk meraih tempat di kompetisi Eropa musim depan.

Arsenal pun tak punya kesempatan untuk melaju ke kompetisi Eropa lewat ajang domestik seperti Piala FA ataupun dari Liga Europa sendiri.

Bila dibandingkan dengan Arsene Wenger selama 22 tahun menjabat sebagai pelatih, pria asal Prancis ini selalu membawa Arsenal lolos ke kompetisi Eropa. Bahkan Unai Emery pun yang dipecat juga berhasil membawa The Gunners ke Eropa.

Hasil melawan Villarreal mungkin menjadi akhir dari semboyan ‘Trust the Process’. Apalagi melihat buruknya permainan Arsenal dan pengambilan keputusan yang dilakukan Arteta sendiri.

Dijadikannya Hector Bellerin yang angin-anginan menjadi starter melawan Villarreal padahal ada Callum Chambers, dan ditarik keluarnya Pierre-Emerick Aubameyang yang merupakan satu-satunya pemain terbaik Arsenal di laga itu menjadi contoh kecil buruknya keputusan yang diambil Arteta.

Entah siapa yang salah. Apakah Kroenke selaku pemilik yang terlalu berani menunjuk Arteta? Ataukah, Arteta sendiri yang sembrono menerima jabatan padahal memang belum punya pengalaman melatih tim sebesar Arsenal?

Pada akhirnya, prestasi instan seperti gelar Piala FA 2019/20 dan Community Shield 2020 hanyalah awal manis dari besarnya badai yang akan datang di kubu Arsenal